MURATARA, KORANPALPRES.COM - Dermaga Rupit di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel), telah mengalami transformasi menakjubkan menjadi spot romantis yang menawan.
Dahulu dikenal sebagai pelabuhan sederhana yang melayani kegiatan pelayaran lokal, kini dermaga tersebut telah berubah menjadi tempat wisata yang menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara.
Dermaga yang terletak di tepi Sungai Musi ini memiliki sejarah yang kaya, menjadi saksi bisu dari berbagai perjalanan kapal dagang dan aktivitas pelayaran yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Karena pada tahun 1970, aktivitas perdagangan yang terbesar di Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumsel pada masa itu masih Kabupaten Musi Rawas ada di Kelurahan Muara Rupit.
BACA JUGA:Drainase Ayek Tue Beralih, Fungsi Pj Bupati Lahat Turun ke Lokasi, Ini Penyebabnya
Hampir di seluruh bagian Kabupaten Muratara, untuk melakukan aktivitas jual beli.
Di pusatkan di dermaga Rupit. Saat ini berada di Desa Lawang Agung, atau pangkal jembatan lama, Kelurahan Muara Rupit.
Pada masa itu, akses transportasi lebih dominan menggunakan tongkang gandeng dan taksi sungai speedboat/sekoci.
Pada masa itu juga, Jalan lintas Sumatera (Jalinsum) masih ada satu yakni jalinsum yang jalan lama.
BACA JUGA:Lembaga Indikator Politik Indonesia Menilai Kinerja Polantas Sebesar 86,5 Persen Membantu Arus Mudik
BACA JUGA:Suku-suku di Provinsi Kalimantan Selatan: Rumah bagi Suku Banjar dan Dayak Meratus
Tongkang digunakan untuk membawa barang dan speedboat untuk membawa orang.
Keterangan warga setempat, tongkang membawa barang dari kota Palembang bermuatan 100 ton melalui sungai musi akan bongkar di pelabuhan Muara Rupit.
Pada saat itu, ada beberapa marga caines yang menjadi toke/bos besar perdagangan di dekat pelabuhan tersebut.