Namun, kita tidak akan menyebut Intriga No2 sebagai analog dari Bolero dan tidak akan merekomendasikannya sebagai pengganti, terutama karena keduanya berasal dari dua arah yang berbeda:
Intriga №2 adalah buahchouli chypre yang indah namun sepenuhnya duniawi dengan karakter kasar dan meledak-ledak, sementara Bolero adalah keajaiban yang tidak dapat dijelaskan langsung dari era terbaik Dzintars.
Mereka yang pernah mencoba mahakarya Bronislava Schwarzman dari tahun 1960-an pasti mengerti maksud ini.
Dalam katalog kuno, Bolero digambarkan pedas dan sedikit pahit.
BACA JUGA:6 Rekomendasi Parfum Lokal Terbaik Pria di Tahun 2024, Wanginya Dapat Menarik Perhatian Pasanganmu!
Jika seseorang mencoba menerjemahkan deskripsi seperti itu ke dalam bahasa modern yang akrab dengan deskripsi parfum.
Itu adalah wewangian berasap, lembut, halus, dan sejuk yang dimulai dengan aroma jeruk pahit, yang menyembunyikan iris dan mawar yang muncul di hati dan diakhiri dengan oakmoss dan labdanum sebagai dasar komposisinya.
Bolero menampilkan aroma sage khas chypres klasik Schwarzman — dan aroma lavender yang sama sekali tidak khas.
Terlepas dari oakmoss dan sage, menurut saya Bolero lebih mirip bukan dengan chypres Dzintars yang terkenal, tetapi dengan Konsuello, karena perpaduan karakteristik musk sintetis dan aldehida lemak yang ditemukan dalam banyak wewangian Dzintars.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Parfum Pria Tahan Lama dengan Aroma Kayu, Wanginya Menawan Bikin Cewek Jadi Nyaman
Parfum seperti itu pernah disebut 'parfum fantasi' dan diklasifikasikan sebagai wewangian malam. Kita tentu ingin menambahkan bahwa Bolero adalah wewangian yang sangat sensual: ada rasa jasmani yang berbeda di dalamnya — aroma hangat kulit wanita atau rambut anak-anak.