Ini 5 Parfum Niche: Wewangian Bunga Putih dan Kuning yang Lebih Cerah Dari Sinar Matahari

Senin 20 May 2024 - 15:34 WIB
Reporter : Eko Wahyudi
Editor : Eko Wahyudi

Kedua koleksi tersebut menampilkan Rain Cloud , nimbostratus bunga putih dan kuning gerah yang cukup lebat untuk menghalangi sinar matahari. 

Dibuka dengan harmoni seperti neroli yang tajam, langsung berubah menjadi motif bunga berbentuk bubuk. Komposisi utama parfumnya meliputi kenanga absolute dari Pulau Reunion, melati Mesir, dan bunga jeruk Tunisia.

Dikombinasikan dengan vanilla bourbon, vetiver, dan iris absolute, bunga-bunga ini menciptakan tekstur yang lapang seperti uap, menyerupai awan yang terbuat dari serbuk sari emas, bukan tetesan air. 

Rain Cloud sangat indah pada fase terakhirnya: bunga jeruk madu bercampur dengan warna dasar pisang kenanga yang kresilik, lilin, dan hijau, semuanya bertumpu pada hamparan musk putih dan amber.

BACA JUGA:5 Aroma Parfum yang Cocok Dipakai Siang Hari, Dijamin Bikin Fresh!

Narcisse Taiji, Atelier Materi

Narcisse Taiji  benar-benar luar biasa. Kata "Taiji" dalam namanya mengacu pada tahap awal kosmogenesis dalam filsafat Tiongkok, mewakili keadaan akhir dari keberadaan, pembagian terbesar antara masa lalu dan masa depan. 

Perfumer Marie Hugentobler memilih narsisis luar biasa yang tumbuh di pegunungan Aubrac Prancis.

Hampir 1.600 kilogram bunga liar ini, yang dipetik oleh petani lokal, dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram narcissus absolute, yang memiliki corak bunga yang kuat dan halus. 

Narcisse Taiji dibuka dengan aroma herbal yang pahit, di mana narcissus dan tuberose yang mewah muncul seperti sinar matahari yang bersinar melalui celah di awan badai yang sangat besar. Disertai dengan jahe pedas dan aroma kulit yang kuat, diawali dengan busa sabun yang lembut.

Terakhir, bahan kulit dan musk putih memperkuat komposisi bunga ini, memberikan kesan sedikit maskulin namun canggih. Ini bukan wewangian yang paling kentara dengan aroma bunga putih dan kuning, tetapi wewangian ini menonjol di antara wewangian lainnya dalam ulasan ini.

BACA JUGA:Tak Kalah dengan Parfum Impor, Mengeksplorasi Keajaiban Tiga Parfum Lokal

Murmure des Dieux, Une Nuit Nomade

Awalnya brand ini bernama Une Nuit à Bali , namun kini nama tersebut hanya mengacu pada koleksi karya debutnya yang terinspirasi dari suasana pulau tersebut.

Ini tentang jurnal abad ke-16 yang mendokumentasikan penemuan kayu cendana di Indonesia ( Suma Oriental ), kenanga yang banyak digunakan dalam ritual Buddha ( Fleur des Fleurs ), dan plumeria, atau kamboja ( Murmure des Dieux ). Wewangian terakhir memberi penghormatan kepada bunga khas Bali, yang secara lokal dikenal sebagai “ jepun .”

Bunga berwarna cerah melambangkan dewa Siwa dan sering digunakan dalam persembahan (“ canang sari” ), upacara keagamaan, atau dekorasi.

Kategori :