"Beritanya bagus tapi pembelinya sepi, padahal pembaca paling suka berita kriminal pada saat itu,"Ucapnya.
Tapi entah kenapa minat beli masyarakat pada hari itu sangat kurang sehingga dirinya harus ekstra menjajakan korannya sampai malam.
"Karena koran masih banyak saya juga di kejar setoran mau tidak mau harus berjualan hingga larut malam,"ungkapnya.
Untuk menghabiskan koran dagangannya dirinya memutuskan menjualnya di daerah stasiun berharap penumpang kereta api mau membeli.
"Jadi karena koran masih banyak saya inisiatif jualan di stasiun berharap bisa laku di sana," Ucapnya.
Hingga kereta api berangkat koran yang ia jual di daerah itu hanya laku sedikit tidak lama kemudian hujan rintik sehingga membuatnya menunggu di area stasiun sampai hujan redah karena takut koran yang ia bawah basah.
"Karena hujan rintik-rintik jadi saya menunggu hingga berhenti untuk pulang,"Lanjutnya.
Tidak lama kemudian ada seorang pria menggunakan sepeda motor memanggil dengan cara melambaikan tanggal mengisyaratkan dirinya untuk datang.
BACA JUGA:Hari Pahlawan, Prajurit Kodam II/Swj Berdoa Buat Pejuang Kemerdekaan
"Tidak lama saya menunggu ada laki-laki memanggil saya, dengan cara melambaikan tangan,"ucapnya.
Dengan menyodorkan uang pecahan Rp.1000 pria itu meminta koran dan lantas pergi tanpa sepatah katapun.
"Ketika saya mendekat orang itu memberi uang 1000 dan saya kasih koran tanpa bicara sedikit pun orang itu pergi,"Ungkapnya.
Awalnya tidak ada yang aneh pada malam itu tapi pada saat menghitung uang korbannya di rumah betapa terkejut ada selembar daun di susunan uang hasil korannya.
BACA JUGA:Kuasai Pasar di Madura, XL Axiata Selalu Jaga Kualitas Jaringan
"Saat itu tidak ada yang aneh tapi pas saya menghitung uang di rumah terselip selembar daun ditumpukan uang koran," Lanjutnya.