BACA JUGA:Menjelang Akhir Tahun Ajaran, SMKN 2 Pagaralam Lakukan Evaluasi Intern
Namun, perlu diingat bahwa tantangan dalam menjaga generasi Z dari dampak negatif media sosial tidak hanya berhenti pada satu aplikasi saja.
Pendidikan tentang penggunaan media sosial yang sehat, kritis, dan bertanggung jawab harus menjadi prioritas.
Orang tua dan guru juga memiliki peran penting dalam membimbing generasi Z dalam menggunakan media sosial secara bijak serta edukasi seks.
Indonesia harus mengubah stereotip terhadap edukasi seks.
BACA JUGA:GURU MENJERIT! Gaji 13 PNS dan PPPK di Palembang Tak Kunjung Cair: Dinas Lain Kok Sudah Cair
BACA JUGA:Sekolah AL Furqon Palembang Galakkan Program Pembelajaran Kurban Sejak Dini, Begini Tujuannya
Sebab di Indonesia sendiri, bahasan mengenai edukasi seks dianggap sebagai hal yang tabu dan memalukan untuk dibahas.
Padahal edukasi yang cukup akan menghindari remaja mengeksplor secara mandiri lalu menyerap nilai-nilai yang salah karena rasa penasaran.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, platform media sosial, dan masyarakat sipil sangat penting dalam menciptakan lingkungan digital yang aman dan positif bagi generasi Z.
Platform media sosial perlu lebih proaktif dalam menyaring konten-konten negatif dan memberikan fitur-fitur yang mendukung penggunaan yang sehat.
BACA JUGA:Ini Daftar PTN Terbaik di Indonesia Versi The Higher Education (THE) 2024
Generasi Z adalah generasi yang penuh potensi.
Mereka adalah pemimpin masa depan yang akan membawa perubahan positif bagi dunia.
Namun, mereka juga rentan terhadap dampak negatif dari media sosial.