KORANPALPRES.COM – Bendungan Perjaya terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, berlokasi sekitar 7 kilometer dari Kota Martapura dan sekitar 200 kilometer dari Kota Palembang.
Pembangunan bendungan ini dimulai oleh pemerintah Belanda pada tahun 1938, tetapi pembangunan tahap kedua tertunda akibat Perang Dunia II dan mulai difungsikan atau mengalami perbaikan selama masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Awalnya pembangunan bendungan di Sungai Komering untuk mengalirkan air ke tanah Belitang.
Ogan Komering Ulu Timur dilalui oleh dua sungai besar di Sumatera Selatan, yaitu Sungai Ogan dan Sungai Komering.
BACA JUGA:Bendungan Termahal di Jawa Timur, Telan Investasi Rp1,5 Triliun, Ada yang Tahu?
BACA JUGA:Mega Proyek Bendungan Tertinggi di Asia Tenggara Rampung 2024, Nilai Proyek Hampir Rp4 Triliun
Debit air di kedua sungai ini cukup tinggi ketika pasang sehingga pemerintah daerah setempat berinisiatif untuk membangun sebuah bendungan yang diberi nama Bendungan Perjaya.
Diberi nama Bendungan Perjaya karena bendungan ini berada di Desa Perjaya yang dikenal sebagai ikon OKU Timur.
Selain berfungsi sebagai sistem irigasi, bendungan ini juga menjadi objek wisata bagi penduduk di OKU Timur ataupun wisatawan dari luar.
Fase awal proyek ini dijadwalkan selesai pada 1 Oktober 1941.
BACA JUGA:Bendungan Pertama di Sumatera Selatan dengan Nama Unik, Telan Dana Rp3,7 Triliun, Lokasinya?
Pada masa Orde Baru, pembangunan Bendungan Perjaya berlangsung selama empat tahun, dimulai pada tahun 1991 hingga 1995.
Pada tahun 1996, air mulai dialirkan ke Belitang.
Tujuan utama Bendungan Perjaya adalah untuk meningkatkan area irigasi di Belitang dengan total luas mencapai 120.000 hektar.