Pada tahun 1994, bendungan ini mulai dioperasikan untuk melayani jaringan irigasi sekunder di Belitang dengan luas sekitar 20.968 hektar.
BACA JUGA:Bendungan Perjaya OKU Timur jadi Destinasi Wisata Favorit, Suguhkan Kejernihan Mata Air Surga
BACA JUGA:Bendungan Watervang Tempat Ngabuburit Masyarakat Lubuklinggau
Bendungan Perjaya tidak hanya meningkatkan kapasitas irigasi untuk pertanian, tetapi juga menjadi sumber penghidupan bagi penduduk sekitar melalui kegiatan perikanan dan pariwisata.
Luas keseluruhan mencapai 341.015 hektar atau setara dengan 3,41 kilometer persegi.
Wilayah ini memiliki iklim tropis basah dan dilalui tiga sungai utama: Sungai Komering, Sungai Macak, dan Sungai Belitang.
Bendungan ini memegang peranan penting dalam mendukung sektor pertanian daerah Belitang.
BACA JUGA:Telan Anggaran Rp43,802 Miliar, Bendungan Situ Lembang Kelar Direhabilitasi
BACA JUGA:Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Karian dan Terminal Pakupatan Tipe A, Ini Harapannya
Pembangunan bendungan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas irigasi untuk pertanian. Tetapi juga menjadi sumber mata pencarian bagi masyarakat sekitar melalui kegiatan perikanan dan pariwisata.
Keberadaan Bendungan Perjaya ini selain menjadi asset negara, tentunya memberi dampak positif dalam sektor petanian dan perikanan.
Dengan begitu, asset membanggakan ini harus dirawat, dijaga dan dipelihara baik oleh pemerintah daerah dan masyarat.