"Kami telah melakukan presentasi di BRIN untuk meminta bantuan dalam memetakan dan mengkaji banjir yang terjadi di OKU," ujar Pj Bupati OKU, Teddy Meilwansyah kepada awak media.
BACA JUGA:Banjir Bandang Kepung OKU, Pj Gubernur Sumsel Ajak 2 Pihak ini Urunan Bangun Jembatan Putus
BACA JUGA:Semangat Juang! Prajurit Perbatasan dan Warga Pantang Menyerah Pasca Banjir di Ujoh Bilang
Menurut Teddy, dari pengamatan fisik, terdapat masalah di bagian hulu berupa deforestasi ekstrem.
"Deforestasi ini disebabkan oleh berbagai faktor, kami ingin mengkaji dan mendalami penyebabnya," jelasnya.
Teddy menyebut banjir tahun ini merupakan yang terparah dalam 20 tahun terakhir, baik dari segi intensitas maupun frekuensi.
“Dalam beberapa bulan ini banjir terjadi tiga kali. Ini menunjukkan ada yang tidak beres. Oleh karena itu, kami meminta bantuan dari BRIN dan BNPB untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menyelesaikan masalah banjir di OKU," ungkapnya.
BACA JUGA:Jasad Pria Ditemukan Tenggelam dan Terseret Derasnya Arus Sungai Ogan Akibat Banjir Bandang di OKU
BACA JUGA:Ke Lokasi Banjir, Dandim OKU Rela Terjun Langsung Bersama Forkopimda Demi Warga
Ketika ditanya mengenai hubungan deforestasi dengan aktivitas pertambangan yang masif di kawasan tersebut, Teddy belum bersedia berkomentar banyak. "Bisa iya, bisa tidak," katanya.
Pemkab OKU saat ini fokus pada penanganan banjir jangka pendek dan menengah.
Seperti meminta masyarakat di kawasan Ulu untuk tidak melakukan penebangan pohon karena itu diduga salah satu penyebab banjir.