Pertama, Satya Maha Prabu yakni setia negara dan pimpinan. Kedua Nayaken Musuh yang artinya setiap insan Bhayangkara wajib melenyapkan musuh negara dan masyarakat.
BACA JUGA:Kembangkan Kerjasama UNPOL, Polri Tempuh Cara Begini
BACA JUGA:Dijamin Murah! Polda Sumsel Gelar Bazar UMKM di Halaman DPRD Sumsel
Ketiga, Negara Gineng Pratijna yang senantiasa mengagungkan negara baik benar atau salah, sebagai personil Polri wajib membela.
“Dan terakhir Tan Satresna, dalam melaksanakan insan Bhayangkara tidak terikat pada sesuatu,” jelas Irjen Pol A Rachmad Wibowo.
Kapolda menceritakan Kepolisian Republik Indonesia telah ada sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
Fungsi dan organ dari lembaga pelindung negara itu telah ada sejak abad ke- 12, yang kala itu dilakukan Kerajaan Majapahit dengan pasukan yang disebut Bhayangkara.
BACA JUGA:Jendral Bintang 2 Polda Sumsel Ini Ikut Doa Lintas Agama Via Zoom
BACA JUGA:Menyambut HUT Ke-78 Bhayangkara, Berikut Dilakukan Polri Bersama Lintas Agama
“Arti Bhayangkara adalah Pelindung negara dan masyarakat, yang dipimpin Maha Pati Gajah Mada,” tuturnya. Selain menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak.
Kapolda juga secara tulus memohon maaf atas segala kesalahan kekurangan dan ketidakpuasan yang masyarakat alami dalam pelayanan dijajaran Polda Sumsel.
“Kami akan terus meningkatkan kualitas pelayanan dan bersumpah untuk tidak menyakiti hati masyarakat,” sebutnya.
Kapolda juga berpesan kepada para pesonel untuk mengingat Sumpah Tribrata dan Lambang Rastra Sewakotta yang artintya Polri abdi utama daripada nusa dan bangsa.
BACA JUGA:Penuh Makna dan Kepedulian Untuk Warga, Ini Cara Dilakukan Polri
“Kita yang diharapkan masyarakat menyelesaikan dan menuntaskan seluruh permasalahan yang dihadapi,” tegasnya. Adapun pasukan upacara Hari Bhayangkara ke-78 diikuti 4 batalyon.