BATURAJA, KORANPALPRES.COM - Ketua GNPF Ulama OKU H Alikhan Ibrahim, S Sos menyampaikan, jika Kota Baturaja sudah menjadi ‘destinasi wisata maksiat’, ini terbukti dari banyaknya keberadaan tempat-tempat maksiat yang menjamur di kota Baturaja, belum lagi diduga pelaku LGBT.
"Itulah sebabnya kita didatangkan Allah SWT peringatan atau mungkin azab-Nya berupa bencana banjir luar biasa yang terjadi dua kali kemarin,” ujarnya.
Selain itu saat ini sudah mengalami pergeseran nilai-nilai adat istiadat yang tidak bersendikan lagi sarah dan kitabullah.
“Bahkan sudah terjadi penyimpangan dari segi aqidah. Mari kita tinggalkan adat jika sudah melanggar agama,” kata dia.
BACA JUGA:Ketua GNPF Sebut Kota Baturaja Sudah jadi Destinasi Wisata Maksiat dan Harus Segera Dihentikan
Untuk itu pihaknya sudah mulai bergerak berkordinasi ke Polres OKU Pemda, DPRD, kecamatan dan kelurahan.
Dari kordinasi tersebut pihak Kecamatan Baturaja Timur dan Kelurahan Sukaraya sudah melakukan penyisiran ketempat kost-kostan dan tempat karoke.
“Tim Kecamatan sudah melakukan razia dan himbaun terhadap tempat tempat yang diduga digunakan untuk melakukan mesum,” tegasnya.
Bahkan lanjutnya, pihak Kecamatan juga sudah melakukan tindakan dengan cara melepas baleho kedatangan DJ ke Kota Baturaja di salah satu tempat karoke.
BACA JUGA:Cara Mendakwai Orang Melakukan Maksiat Biar Insaf, Ini Kata Buya Yahya
BACA JUGA:7 Ide Menu Masakan Buat Anak Kost, Dijamin Gak Ribet dan Murmer Kok
“Kita sangat menolak kedatangan DJ tersebut karena itu mengundang maksiat,” tegasnya.
Ditambahkanya, Tim Kecamatan dan kelurahan pimpin razia terhadap kost-kostan yang berada di Kelurahan Baturaja Timur Senin, 1 Juli 2024.
Tim Kecamatan ini yang diikuti pihak kepolisian dan RT tempat razia tersebut.