Para Rektor Ini Guru Besar yang Tidak Mau Cantumkan Gelar di Dokumen Selain Urusan Akademik

Rabu 24 Jul 2024 - 11:32 WIB
Reporter : Eko Wahyudi
Editor : Eko Wahyudi

1. Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) 

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid sudah mengimbau kepada para pejabat struktural di lingkungan perguruan tingginya untuk menuliskan nama dia tanpa gelar.

Dia memandang kampus harus menjadi salah satu tempat paling demokratis. Sebuah tempat yang seharusnya mengajarkan tiadanya sekat-sekat. "Jabatan profesor memang sebuah capaian akademik, tetapi yang melekat di sana lebih banyak tanggung jawab publik," ucap dia seperti dilansir dari laman tempo.co.

Ia mengatakan selama ini, seluruh korespondensi surat, dokumen, dan produk hukum yang membutuhkan tanda tangannya sebagai rektor, selalu menuliskan gelar lengkap seperti Prof. Fathul Wahid, S., M.Sc., Ph.D.

BACA JUGA:UIN Raden Fatah Tambah Profesor Baru, Program Percepatan Guru Besar Terus Bergulir

Ia memandang jika memang beberapa hal membutuhkan pencantuman gelar tersebut seperti ijazah, transkrip nilai, dan yang setara tidak menjadi masalah. 

Tetapi di luar itu sepertinya ia memandangnya tidak terlalu urgen.

Menurut dia profesor di Indonesia semakin banyak, tetapi sulit untuk mencari yang benar-benar konsisten melantangkan kebenaran ketika ada penyelewengan.

2. Rektor Universitas Airlangga (Unair)

BACA JUGA:Suyuthi Pulungan, Profesor Bersahaja Panutan UIN Raden Fatah Palembang Tutup Usia

Rektor Unair M. Nasih menyebut telah menyampaikan kepada tenaga pendidik kampusnya, agar tidak mencantumkan gelar pada namanya di beberapa dokumen atau surat. 

Sebab ia telah lama memosisikan diri untuk menulis titel, termasuk gelar professor hanya pada waktu-waktu yang tepat. 

Ia tegas mengatakan, tidak perlu menuliskan gelar dalam urusan yang bukan  tugas akademis. 

Nasih menjelaskan kalau di Unair, ia  meminta gelar itu tidak perlu ditulis kalau sifatnya administratif, karena bukan tugas akademis, kecuali kalau wisuda, menjadi penguji, dan tugas akademis lainnya.

BACA JUGA:Tak Hanya Jago Akademik, SMA Negeri 17 Palembang Jawara Musikalisasi Puisi, Ini Buktinya

Justru upaya itu menurutnya adalah bentuk sakralisasi seorang guru besar untuk menjaga martabatnya. Jadi sama sekali bukan deksralisasi.

Kategori :