“Baru ketika mereka ke perguruan tinggi silakan pilih pelajarannya dengan dasar pengetahuan yang sama di SMA,” ujarnya.
Pendalaman mata pelajaran itu, menurutnya, sudah dapat dimulai sejak siswa baru masuk SMA.
Iik membantah metode seperti itu akan membebani siswa. Alasannya karena sejak SD hingga SMP, siswa belajar tanpa pengelompokan mata pelajaran.
“SMA juga harusnya sama belajar pengetahuan dasar yang mempersiapkan siswa memiliki kemampuan akademik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi,” kata Iik.
Kebijakan menghapus sistem penjurusan di tingkat SMA menuai sorotan dari pelbagai kalangan. Penghapusan jurusan ini dinilai kebijakan yang keliru.
Kebijakan menghapus sistem penjurusan murid di tingkat SMA oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menuai sorotan dari pelbagai kalangan. Penghapusan jurusan ini dinilai kebijakan yang keliru.
Seorang pengamat pendidikan Darmaningtyas mengatakan penghapusan jurusan di tingkat SMA dapat berpotensi menurunkan pengembangan di rumpun ilmu sains dan teknologi.
Ia, khawatir penghapusan jurusan akan membuat murid cenderung selektif dalam mengambil mata pelajaran.
BACA JUGA:PT Sinar Sosro Buka Loker untuk Lulusan SMA/SMK dan S1, Cek Posisi dan Syaratnya di Sini!
"Karena sudah tidak ada penjurusan, murid akan memilih paket mata pelajaran yang mudah-mudah saja," kata Darmaningtyas,seperti dilansir dari Tempo.co.id.
Sebelum dihapuskannya penjurusan diketahui tiga penjurusan di tingkat SMA, yaitu jurusan IPA, IPS dan bahasa.
Anak-anak IPA diwajibkan punya bekal dasar keilmuan pada rumpun ilmu saintekyang terdapat pada mata pelajaran biologi, fisika, kima dan matematika.
Menurut Darmaningtyas mata pelajaran di rumpun ilmu saintek cenderung sulit karena bersifat numerik.
BACA JUGA:Reses Tahap III Tahun 2023, Dukung Dunia Pendidikan Dapil IX Kunjungi SMA/SMK
Akan tetapi, dalam penjurusan murid wajib untuk setidaknya memahami ilmu-ilmu dasar sebagai bekal pengetahuan pada tes seleksi masuk perguruan tinggi.