Satu yang sudah dibangun sekarang, satu lagi di kawasan Rejang Lebong.
Dua pintu itu sudah dipastikan tahapan. Insyaallah tahun depan akan mulai dikerjakan kembali sesuai dengan perencanaan," jelas Gubernur Rohidin.
Lebih lanjut ia mengatakan, progres pembangunan rest area di ruas tol tersebut telah mencapai 70-80 persen.
Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk melanjutkan pembangunan tol Bengkulu-Sumatera Selatan.
"Tahun ini kita bisa lihat bahwa apa pengembangan terkait dengan rest area itu, Alhamdulillah sudah, mungkin 70-80 persen," ungkap Rohidin.
Ruas tol Bengkulu-Sumatera Selatan bermanfaat untuk membuka konektivitas dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi di kedua daerah, khususnya di wilayah pesisir barat Sumatera.
Semula tol diharapkan selesai pada akhir tahun 2023 dan merupakan bagian dari mega proyek JTTS.
Mundurnya peresmian tol Palembang-Bengkulu rupanya karena beberapa pertimbangan.
Antara lain adanya pertimbangan tentang masalah pendanaan, dan masalah lain terkait pembebasan lahan.
Ditargetkan tol ini tuntas pada 2024 ini, namun untuk realisasinya kemungkinan baru akan terwujud pada tahun 2025.
Jalan tol ini sangat dinantikan realiasasinya oleh masyarakat Sumsel dan Bengkulu.
Pasalnya, kehadirannya bisa memperlancar mobilitas di wilayah Sumatera mulai dari bagian selatan hingga ke tengah.
Apabila sudah tuntas, maka jalan tol ini dapat memangkas waktu perjalanan dari Palembang ke Bengkulu dari 8-9 jam menjadi 4 jam saja.
Untuk diketahui, biaya pembangunan tol ini menghabiskan dana sekitar Rp47,9 triliun.
Besarnya biaya tersebut karena akan dibangun terowongan sepanjang 7 km pada jalan tol ini.
Menariknya lagi, jalan tol yang digadang-gadang akan menyuguhkan pemandangan yang indah dan megah ini akan memiliki terowongan yang dibuat dengan meniru terowongan ikonik pada Pegunungan Alpen di Eropa.