"Sehingga dengan dihibahkannya peninggalan dari Kiai Delamat akan banyak masyarakat yang mengetahui sejarah hingga ulama yang ada di Palembang," bebernya.
Ia menuturkan, dihibahkannya potongan soko guru juga sudah tidak terpakai karena rapuh dan dimakan oleh rayap, bahkan bangunan masjid saat ini sudah menggunakan tonggak coran.
"Sehingga kita hibahkan kepada pengelola Museum Negeri Sumsel, untuk dipajang hingga banyak masyarakat mengenal Kiai Delamat ini," tukasnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel Chandra Amprayadi melalui Edukator Museum Negeri Sumsel, Beny Pramana Putra membenarkan pihaknya telah menerima hibah potongan soko guru Masjid Besar Al-Mahmudiyah (Masjid Suro Palembang).
BACA JUGA:Kaji Marga Melaju Lintasan Zaman dalam Seminar, Ini Alasan Pengelola Museum Negeri Sumsel
Selanjutnya langkah Museum Negeri Sumsel yakni melakukan Konservasi, Registrasi, dan Inventarisasi hingga menyiapkan tempat hibah tersebut.
"Kita akan melakukan langkah-langkah itu, hingga akan kita pajang bersebelahan dengan koleksi Kiai Marogan, karena yang kita ketahui bahwa antara Kiai Marogan dan Kiai Delamat ini hidup di masa yang sama dan satu angkatan, tapi berada cakupan penyebaran syiarnya," ungkap Beni.
Ia pun berharap bila ada koleksi peninggalan lainnya dari Kiai Delamat bisa dihibahkan ke Museum Negeri Sumsel, untuk dilestarikan dan akan dipajang dalam koleksi Museum Negeri Sumsel.
"Kita berencana di tahun depan akan melakukan pengkajian terhadap Kiai Delamat ini, dari Geografis, sisilah, riwayat hidup beliau dan lainnya," terang Beni.
BACA JUGA:Ini Rahasia Sanggar Kecublang Emas Muba Juarai Lomba Tari Kreasi Tradisional di Museum Negeri Sumsel
Untuk itu, pihaknya bersama Zuriat dari Kiai Delamat akan berjumpa dengan sesepuh yang mengetahui kehidupan hingga sejarah dari Kiai Delamat ini.
"Rencananya itu, tahun depan kita bersama zuriat dari Kiai Delamat ini akan melakukan pengkajian. Sehingga kita mengetahui secara pasti kehidupan dari Kiai Delamat ini," pungkasnya. *