PALEMBANG, KORANPALPRES - Potongan soko guru atau tiang tengah (tonggak) Masjid Besar Al-Mahmudiyah yang dikenal juga dengan sebutan Masjid Suro Palembang berusia ratusan tahun.
Kini soko guru masjid tua yang berada di pertigaan Jalan Kirangga Wira Sentika dan Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang tersebut dihibahkan dan resmi menjadi koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan (Sumsel).
Hibah ini diberikan langsung oleh Zuriat generasi keempat pendiri Masjid Suro Palembang KH Abdurrahman Delamat (Kiai Delamat) yakni H Muhammad Helmi.
Selanjutnya hibah ini diterima langsung oleh Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel H Chandra Amprayadi yang diwakili Pamong Budaya Ahli Madya Dra. Warsita.
BACA JUGA:Meriahkan HUT Ke-39 dan Meningkatkan Kegemaran Membaca, Museum Negeri Sumsel Rutinkan Lomba Ini
Kepada Palembang Ekspres, Helmi menerangkan bahwa ada 3 buah potong soko guru Masjid Suro Palembang berusia sekitar 200 tahun yang dihibahkan ke Museum Negeri Sumsel.
Dihibahkannya peninggalan dari Kiai Delamat ini tidak lain untuk memberitahukan sebuah fakta sejarah mengenai penyebaran dakwah agama Islam kepada masyarakat melalui 3 buah potong soko guru Masjid Suro Palembang.
Bahkan di Palembang tidak hanya memiliki ulama besar seperti Kiai Marogan atau Kiai Muara Ogan, tapi juga ada yang lainnya yakni Kiai Delamat.
"Dari yang saya ketahui bahwa antara Kiai Marogan dan Kiai Delamat merupakan satu angkatan atau hidup di zaman yang sama, tapi hanya berbeda usia," terangnya.
Di mana Kiai Marogan lebih tua dari Kiai Delamat, sehingga pada saat itu Kiai Delamat memanggil Kiai Marogan dengan sebutan “kakak” dan sebaliknya begitu Kiai Marogan memanggil Kiai Delamat dengan panggilan “adik”.
Sama seperti Kiai Marogan, Kirai Delamat juga melakukan syiar Islam dengan cangkupan wilayah Palembang hingga ke daerah Batanghari Sembilan.
Ia menuturkan, bahwa Masjid Suro Palembang terletak di pertigaan Jalan Kirangga Wira Sentika dan Jalan Ki Gede Ing Suro, 30 Ilir, Ilir Barat II, Palembang tersebut, atau kurang lebih 1 kilometer dari pusat kota Palembang.
Letaknya yang strategis di persimpangan jalan ini, memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat di sekitarnya.
BACA JUGA:Tertarik Temuan Prasasti Bukit Seguntang, Museum Negeri Sumsel Bikin Acara di Desa Ini