LAHAT, KORANPALPRES.COM - Bakal Calon Bupati (Balonbup) Lahat, H Bursah Zarnubi SE bersama Balonwabup, Widia Ningsih SH MH apabila mereka dipercaya dan terpilih memimpin 5 tahun mendatang.
Maka program kerja yang akan dilaksanakan terfokus pada pemberantasan angka pengangguran, melalui pembukaan lapangan pekerjaan pada sektor industri kopi serta karet.
"Selain itu, pembangunan sawah modern serta menghidupkan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), yang mati suri berguguran selama 5 tahun terakhir ini.
Untuk mencapai apa yang di sebut Sejahtera, salah satu indikatornya adalah memiliki uang memiliki penghasilan, kecuali mengemis yang mana hanya didapat dengan bekerja," sebut dia, Senin 2 September 2024.
BACA JUGA:Pemkab Lahat Bedah 658 Rumah Warga Tak Layak Huni di 2024,Ini Penampakannya
Menurut dirinya, bekerja itu kehormatan dan harga diri dalam keluarga, untuk memenuhi kehidupan sehari hari termasuk pendidikan dan kesehatan.
"Dengan bekerja keluarga dan masyarakat dapat melakukan kehidupan yang berkelanjutan, pun dengan pertumbuhan tempat bekerja tidak sebanding dengan angka tenaga kerja yang ada," papar dirinya.
Ia menyebutkan, untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan PPPK sudah ada kuotanya, tidak tiap hari ada yang pensiun termasuk perusahaan yang ada demikian juga.
"Apabila semua job sudah terisi tidak mungkin menerima karyawan lagi, demikian seterusnya” ujar pria yang akrab dipanggil BZ ini.
BACA JUGA:HEBAT! SMPN 1 Lahat Selatan Sabet Juara 3 Karnaval Kemerdekaan RI ke 79 Tahun, Ini Buktinya
Ia menerangkan, jika terpilih sebagai Bupati Lahat berkomitmen untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan atau menciptakan peluang usaha baru, dengan tenaga kerja terampil hal ini bercermin setiap tahun angka pengangguran bertambah.
“Lapangan kerja itu semakin sulit, Pengangguran bertambah tiap tahun, tidak semua setelah tamat SLTA kuliah nantinya yang menempuh kuliah pun, harus kita siapkan lapangan dan peluang kerjanya dengan tenaga kerja trampil," sebut dia.
Menurutnya, menciptakan lapangan pekerjaan dapat meringankan beban masyarakat, terlebih inflansi menyebabkan bahan pokok menjadi sulit dijangkau oleh masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah.