Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam, Pulau Kemaro memegang peranan penting sebagai titik pertahanan.
BACA JUGA:4 Wisata Sejarah Palembang, Dari Zaman Sriwijaya Hingga Sultan Darussalam!
BACA JUGA:Ribuan Manusia Banjiri Festival BALI, Pertanda Menjamurnya Potensi Destinasi Wisata Desa di Muba
Sultan Mahmud Badaruddin II membangun Benteng Tambak Bayo di pulau ini pada awal abad ke-19.
Benteng ini berfungsi sebagai garis pertahanan utama untuk melindungi Kota Palembang dari serangan musuh, khususnya dari kolonial Belanda.
Pertempuran sengit terjadi di Pulau Kemaro saat Perang Palembang I dan II, menunjukkan betapa strategisnya lokasi pulau ini.
Benteng Tambak Bayo menjadi simbol keberanian dan perjuangan rakyat Palembang dalam mempertahankan tanah air mereka.
BACA JUGA:Mengenal Pesona Objek Wisata Sungai Musi yang ikonik di Palembang!
Sayangnya, Benteng Tambak Bayo hancur pada Perang Palembang II dan digantikan oleh Kelenteng Dewi Kwan Im yang dibangun pada tahun 1962.
3. Legenda Cinta Sejati Tan Bun An dan Siti Fatimah
Pulau Kemaro dikenal luas dengan legenda Tan Bun An dan Siti Fatimah, sebuah kisah cinta yang tragis namun romantis.
Tan Bun An saudagar China dan Siti Fatimah, putri kerajaan Palembang berencana menikah dan Tan Bun An membawa pulang tujuh guci berisi hadiah dari China.
BACA JUGA:7 Wisata Kuliner Palembang Lezat dan Legendaris, Cita Rasanya Menggugah Selera!
Namun, saat di tengah perjalanan pulang, Tan Bun An membuka salah satu guci dan menemukan isinya berupa sawi asin. Marah dan kecewa, ia membuang semua guci ke sungai.