Saat hendak membuang guci terakhir, ia menemukan perhiasan di dalamnya dan menyesali perbuatannya.
Tan Bun An menceburkan diri ke sungai untuk mengambil kembali guci yang dibuangnya dan Siti Fatimah mengikutinya.
Keduanya tidak pernah muncul kembali, dan di tempat mereka tenggelam muncullah sebuah pulau kecil yang kemudian dikenal sebagai Pulau Kemaro.
BACA JUGA:Jelajah Harta Warisan Alam Sumatera Selatan, Inilah 6 Destinasi Wisata Memukau di Lahat
BACA JUGA:Jelajahi 5 Masjid Bersejarah di Palembang, Wisata Religi yang Cocok untuk Liburan Bersama Keluarga!
Kisah cinta Tan Bun An dan Siti Fatimah telah menjadi legenda turun-temurun, melambangkan cinta sejati yang tak lekang oleh waktu dan menjadi bagian tak terpisahkan dari Pulau Kemaro.
4. Makam Keramat dan Tempat Ziarah
Makam ini menjadi tempat ziarah bagi banyak orang, terutama saat perayaan Cap Go Meh.
Ketiga makam tersebut terletak berdampingan di depan Kelenteng Dewi Kwan Im, menjadi bukti nyata dari kisah cinta yang abadi dan legenda yang melekat kuat di Pulau Kemaro.
BACA JUGA:Wisatawan Wajib Mampir! 6 Tempat Kuliner di Palembang yang Enak dan Legendaris!
BACA JUGA:Liburan Seru di Palembang? Jelajahi 7 Wisata Taman Menakjubkan yang Populer dan Viral di Palembang!
Makam ini menjadi tempat suci bagi mereka yang ingin memohon berkah, berdoa, dan menghormati kisah cinta yang telah menjadi legenda.
5. Transformasi dari Kamp Tahanan Menjadi Destinasi Wisata Religi
Pulau Kemaro memiliki sejarah yang unik dan kompleks. Setelah menjadi titik pertahanan penting, pulau ini berubah menjadi kamp tahanan pada tahun 1965-1967.
Namun, pada tahun 1968, pulau ini mulai dihuni kembali dan menjadi tempat ibadah.
BACA JUGA:Berlibur ke Palembang, Kunjungi 5 Tempat Ikonik Favorit Wisatawan Ini!