Dalam situs ini terdapat makan sultan pertama Darussalam, yakni Sultan Abd Ar-Rahman, yang memegang tahta pada 1662-1702.
Dibangun pada tahun 1957-1958, pasar Cinde menjadi salah satu ikon kota Palembang yang sarat akan histori.
Selain itu, Pasar Cinde menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Palembang dalam Pertempuran 5 Hari 5 Malam pada 1947 silam.
Dengan adanya kendaraan tempur tank baja sebagai bukti autentik yang dipasang pada tugu depan kawasan pasar dulunya namun kini sudah diganti.
Di bawah kendali seorang arsitek bernama Herman Thomas Karsten, pasar Cinde berkonsep seperti Pasar Johar di Semarang.
BACA JUGA:5 Fakta Malbi, Semur Daging Khas Palembang Perpaduan Rasa dan Budaya Arab yang Menakjubkan!
BACA JUGA:5 Ciri Khas Suku Palembang, Mulai dari Pakaian hingga Makanannya!
Tiang bangunan yang berbentuk seperti cendawan atau jamur memberi kesan seolah sedang berjualan di bawah pohon.
Seperti pasar pada umumnya, Pasar Cinde terdiri dari ratusan kios menyajikan berbagai macam barang perabotan dan panganan untuk kehidupan sehari-hari.
Selain itu Pasar Cinde menjadi sentra penjualan barang bekas baik pakaian, berabotan rumah tangga, maupun otomotif kendaraan.
Batu akik pun berjejer di pelataran sebuah bioskop terbengkalai yang diperjualbelikan oleh banyak pedagang asal dari daerah Sumatera Selatan.
Hingga saat ini sisi depan Pasar Cinde masih eksis menjadi pusat oleh-oleh khas Palembang, seperti kerupuk, pempek, dan lain-lain.