“Isu ekologis bagaimana umat manusia harus menjaga ibu bumi,” cetus Tri Basuki, Selasa, 3 September 2024.
BACA JUGA:SELAMAT! UNPAR Raih Peringkat 2 Universitas Terbaik Publikasi Riset Nature Index 2023
BACA JUGA:Bagikan Keseruan! Mahasiswa Lancang Kuning Raih Pencapaian Luar Biasa Selama Ikut PMM di UNPAR
Sejalan pula dengan “Laudato Si”, isu ekologis sendiri menurut Tri Basuki telah menjadi urgensi Universitas Parahyangan sejak lama.
Banyak hal yang sudah direalisasikan, mulai dari melahirkan MBKM Khas Unpar, yaitu MBKM Ekologi SINDU Unpar; MBKM Ekologi Design Thinking hingga KKN Ekologi Unpar.
Dia menambahkan, berbagai kolaborasi pun telah dilakukan dalam pengelolaan sampah.
Kolaborasi bersama Rekosistem dan Blu by BCA menghadirkan waste station atau stasiun daur ulang yang menerima sampah anorganik meliputi plastik, kertas, kaca, e-waste dan metal serta minyak jelantah.
BACA JUGA:Unpar Buka Jalur USM 1 Bagi Calon Mahasiswa Baru 2024, Cek Info Lengkapnya Di Link Ini
BACA JUGA:Adzan TV Diganti Running Text Saat Misa Paus Fransiskus, MUI: Tidak Langgar Syariat Islam
Medio 2022 lalu sebut Tri Basuki, Universitas Parahyangan juga bekerja sama dengan Rekosistem dalam menangani sampah elektronik.
Wadah pengumpulan sampah elektronik bernama Kubika Nawasena itu menjadikan Unpar sebagai universitas pertama di Bandung yang berkolaborasi dengan Rekosistem dalam hal electronic waste campaign.
Perhatian Unpar akan isu lingkungan juga diimplementasikan dengan upaya pengelolaan sampah secara mandiri sejak 7 tahun terakhir.
Tri Basuki merinci, sampah organik dan anorganik dikelola di dalam kampus Parahyangan dengan berbagai metode.
BACA JUGA:Mengapa Paus Fransiskus Memilih Indonesia Sebagai Negara Pertama Perjalanan Apostolik Kali Ini?
Sehingga tak heran ketika berkunjung ke Unpar, sangat mudah menemukan lubang-lubang biopori yang menjadi salah satu metode pengelolaan sampah organik.