Atap Rumah Baghi terbuat dari paibung atau glumpai yang mirip dengan atap Rumah Minang.
Bangunan Baghi seringkali dibangun dari kayu Medang Derian atau Cemare yang berusia ratusan tahun, ada juga yang menggunakan bambu.
Ungkapan “tangga, tunggu, tetap” digunakan untuk menghitung langkah Rumah Baghi sesuai dengan tradisi Lahat.
BACA JUGA:Ribuan Manusia Banjiri Festival BALI, Pertanda Menjamurnya Potensi Destinasi Wisata Desa di Muba
BACA JUGA:Mengenal Pesona Objek Wisata Sungai Musi yang ikonik di Palembang!
Banyak yang percaya bahwa jumlah kata akan mempengaruhi penghuninya setelah rumah selesai dibangun.
Dimulai dari anak tangga paling atas, penghitungan ini turun hingga ke permukaan tanah properti.
Di depan rumah terdapat ukiran yang dibuat dengan ghubang, sejenis pisau sabit dengan bilah di bagian luar, bukan di bagian dalam.
Bentuk ukirannya mengingatkan pada pakis layu, atau srikaye, dan pucuk pucuk.
BACA JUGA:7 Wisata Kuliner Palembang Lezat dan Legendaris, Cita Rasanya Menggugah Selera!
4. Tari Erai – erai
Salah satu tarian tradisional yang menjadi ciri khas Kabupaten Lahat adalah Tari Erai-Erai.
Tarian ini biasanya dibawakan oleh para remaja pada pesta pernikahan atau acara penghormatan terhadap hasil panen kebun kopi.
Nama Erai-Erai berasal dari istilah terkait serai, yang mungkin berarti "meskipun terpisah, mereka tetap satu rumpun".