Asal-usul bukit keramat hingga dinamakan Manik itupun didapat Asep dari salah seorang ahli waris.
BACA JUGA:Viral di Medsos! Seorang Pemuda di Muratara Persunting 2 Wanita Idaman Sekaligus
Bukit Manik dulunya dijadikan sebagai tempat bertapa atau semedi oleh seorang ningkrat bernama Raden Rangga Manik.
Namun, ningrat tersebut hilang ketika bertapa.
Sebelum menghilang, Raden Rangga Manik menuliskan sebuah wasiat yang berisi agar gunung tempatnya bertapa itu dikeramatkan.
"Beliau bikin wasiat kalau menghilang tolong keramatkan. Garis besarnya Raden Rangga Manik. Saya menggali masalah ini dari ahli waris, saya cari tau beliau yang menceritakan kenapa dikeramatkan," ungkap Asep.
Terkait pisau raksasa setinggi 9 meter yang menancap di puncak Bukit Manik, sebetulnya bukan jatuh dari langit.
Cerita sebenarnya adalah, pisau raksasa itu memang sengaja dipasang di atas Bukit Manik.
Itu merupakan monumen.
Penanda bahwa bukit itu milik dari Kopassus.
Ini sudah menjadi ciri khas dari Kopassus.
Diketahui, Bukit Manik juga merupakan tempat latihan para prajurit TNI.
Bahkan, sejak tahun 1965, bukit ini sudah digunakan sebagai tempat latihan prajurit RPKAD (Kopassus).
Kendati demikian, Asep tak menampik di sekitar belati itu ada area yang disakralkan warga.
Karena ada makam keramat yang dipercaya warga sebagai tempat persemayan Eyang Manik.
"Jadi sangkurnya pun ada aura mistiknya yang lebih tajam," ucapnya.