Kemudian dibangunlah Masjid Kudus yang memiliki arsitektur unik karena menaranya terlihat seperti candi. Memang Sunan Kudus mampu mengkompromikan arsitektur Islam, Jawa, Hindu-Buddha, dan Cina.
Setelah bertahun-tahun mengabdi, Sunan Kudus wafat pada tahun 1550. Namun belum diketahui penyebab kematiannya. Tempat makam Sunan Kudus terletak di belakang bangunan induk Limasan, tumpang tindih dengan Masjid Menara Kudus.
Di bagian depan, pengunjung dapat melewati gapura berubin dan berjalan beberapa langkah sebelum berbelok ke kanan hingga akhirnya melihat makam Sunan Kudus.
Di belakang masjid, di area memanjang selebar sekitar 8 meter, terdapat beberapa kubah berisi makam. Luasnya sekitar 30 meter dan pintu gerbangnya mengarah ke sebuah kubah besar.
Nah, makam Sunan Kudus berada di sisi kiri beberapa meter sebelum ujung makam. Selain makam Sunan Kudus, ada beberapa makam di kawasan tersebut yang bisa dilihat pengunjung.
Sayangnya tak sedikit pengunjung yang hendak berziarah ke makam Sunan Kudus, namun makamnya dikelilingi kelambu nyamuk. Namun pengunjung bisa mengambil foto di setiap sudut makam.
Bagi Anda yang tertarik berwisata riligi ke makam Sunan Kudus alamatnya : Gg. Kauman, Pejaten, Kauman, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dengan jam buka: 06.00 WIB - 21.00 WIB.
Cara Dakwah Sunan Kudus
BACA JUGA:10 Wisata Kota Tua di Indonesia Yang Indah Dan Penuh Sejarah, Kota Kamu Masuk Gak? Cek Disini Ya
Setelah mengetahui tentang makam Sunan Kudus, agar kita bisa lebih mengenal orang penting tersebut, yuk simak juga cara dakwah Sunan Kudus.
Mula-mula Sunan Kudus lakukan pendekatan secara perlahan dan biarkan adat istiadat masyarakat mengalir dan pelan-pelan mengubahnya sedikit demi sedikit.
Dia memiliki kebiasaan damai untuk menghindari perselisihan saat berkhotbah. Hal ini juga dilakukan sebagai penghormatan terhadap masyarakat yang menganut agama Hindu untuk menarik perhatian mereka.
Salah satunya adalah perintah untuk tidak menyembelih sapi. Pada masa itu, sapi dianggap sebagai hewan keramat yang disakralkan oleh masyarakat setempat.
BACA JUGA:Peran Pemerintah Kota Palembang Dalam Penjenamaan 'Palembang Darussalam' Sebagai Daya Tarik Wisata
Nah, larangan ini bermula dari kisah Sunan Kudus yang membawa sapi dari India. Kedatangan sapi tersebut membuat warga heran dan mendatangi Sunan Kudus karena diyakini sapi tersebut akan disembelih.