LAHAT - Sama halnya kondisi geografis dan topografi dengan Mulak Ulu, pun mayoritas mata pencaharian penduduk Kecamatan Mulak Sebingkai adalah sebagai pekebun kawe atau kopi.
Walau demikian ada juga sebagian pekebun durian maupun karet.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Lahat Vivi Anggraeni SSTP Msi membenarkan hal demikian.
Menurut dia, berdasarkan geografi di Kecamatan Mulak Sebingkai, memang sangat cocok dengan kondisi tanaman kopi.
BACA JUGA:Ternyata Ini Sebabnya, Masyarakat Kecamatan Kota Lahat Lebih Memilih Menanam Karet dan Kelapa Sawit
"Selain itu, struktur tanahnya yang subur dan iklim yang dingin, begitu baik sekali untuk tumbuhan paling populer di seluruh dunia tersebut," jelasnya, Jumat (20/10/2023).
Kendati demikian, masih kata Vivi, teknik berkebun tetap memperhatikan komponen dan mekanisme yang pas.
Sehingga menghasilkan produktifitas yang berlimpah.
"Misalnya distek dengan tumbuhan unggul, agar buah kopi pun banyak dengan produksi hingga puluhan ton," ulas dia.
BACA JUGA:Sesuai Karakteristik Daerahnya, 90 Persen Warga Kikim Timur Lahat Bercocok Tanam Kelapa Sawit
Tentunya, sambung dia, Kabupaten Lahat sendiri mengenal jenis kopi Arabika sendiri ukurannya lebih kecil dan bundar, dengan rasa yang kuat dan pahit.
Terkadang memiliki aroma seperti gandum, biasanya kopi ini tumbuh pada ketinggian 700-1.700 meter dari permukaan laut (mdpl).
Dan pertumbuhan tanaman ini di kisaran 4,5 meter hingga 6,5 meter.
Sedangkan robusta cenderung mempunyai ukuran lebih besar bentuk oval.
BACA JUGA:95 Persen Penduduk Mulak Ulu Lahat Pekebun Kopi, Sisanya Bercocok Tanam Budidaya Ini