KORANPALPRES.COM - Sumatera Utara kini bersiap mengambil peran sentral dalam dunia logistik dengan hadirnya Pelabuhan Kuala Tanjung, yang diproyeksikan menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia.
Dengan total investasi sekitar Rp34 triliun, pelabuhan ini bukan hanya akan meningkatkan kapasitas logistik domestik, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam peta perdagangan global.
Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dimulai pada 27 Januari 2015, berkat kerjasama internasional yang melibatkan Indonesia, Pelabuhan Rotterdam di Belanda, dan Pelabuhan Dubai.
Pelabuhan ini resmi dibuka pada 5 April 2018, ketika kapal pesiar Superstar Libra menjadi kapal pertama yang berlabuh di dermaganya. Sejak saat itu, Kuala Tanjung telah menunjukkan potensi luar biasa sebagai pusat transit internasional.
BACA JUGA:Riset: Orang Kaya Rentan Terkena Kanker, Orang Miskin Rawan Diabetes
Pelabuhan Kuala Tanjung memiliki sejumlah keunggulan strategis yang menjadikannya vital bagi perdagangan internasional.
Lokasinya yang berada di Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, memberikan akses yang optimal untuk kapal-kapal dari berbagai negara.
Pelabuhan ini juga dilengkapi dengan jembatan sepanjang 3 kilometer yang menghubungkan daratan ke dermaga, memudahkan pengangkutan barang dari dan ke pelabuhan.
Tidak hanya itu, Pelabuhan Kuala Tanjung terintegrasi dengan jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Kuala Tanjung ke Bandar Tinggi, serta jalan tol Trans Sumatera yang saat ini dalam tahap pembangunan.
BACA JUGA:Adakah Peluang Emas? Begini Prediksi Akhir Tahun 2024 untuk Shio Kuda, Tikus dan Macan
BACA JUGA:Jadi Pemain Terbaik Timnas Indonesia U-20 Vs Maladewa, Ini Target Jens Raven
Ini semua meningkatkan konektivitas logistik, menjadikan pelabuhan ini semakin efisien dan cepat dalam mendukung distribusi barang.
Dengan target menjadikannya sebagai transhipment port, Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan mampu menampung kapal-kapal besar dari berbagai negara.
Konsep ini memungkinkan kargo dari kapal kecil dipindahkan ke kapal besar untuk pengiriman ke tujuan internasional, dan sebaliknya. Ini menjadikan Kuala Tanjung sebagai titik alih muat yang strategis dalam jaringan logistik global.