"Tinggi tunas lebih 20 cm, diameternya lebih 0,6 cm, dengan jumlah payung kisaran 1-2, memiliki sudut tunas lebih kurang 20 derajat, menggunakan polibag ukuran 15x35 cm atau 18x40 cm, yang pasti bibit tidak terinfeksi penyakit," terangnya.
Kemudian, sambung dia, payung daun teratas dalam keadaan tua dan tunas yang tumbuh, berasal dari mata okulasi.
Selain itu, pertumbuhan tunas jagur dan tegap serta lurus agak menyamping.
"Selanjutnya, apabila pertumbuhan tunas membengkok ke atas, maka ada kemungkinan berasal dari tunas palsu, serta tidak tumbuh cabang atau tunas serta polibag dalam keadaan baik, dan tidak ada akar yang keluar," ulasnya.
BACA JUGA:Mirip Mulak Ulu, Mata Pencaharian Mayoritas Warga Mulak Sebingkai Lahat sebagai Pekebun Kopi
Vivi mengimbau kepada pekebun setidaknya dapat memperhatikan dengan seksama, terlebih ketika menggunakan bibit dari okulasi yang harus memenuhi persyaratan.
"Di antaranya, umur batang bawah kisaran 8-18 bulan, mata tunas ada di sebelah atas, tinggi potong 5-10 cm dari jendela dan pada bagian bekas pemotongan, setelah itu, diolesi TB 192 atau parafin," ucap Vivi.
Berikutnya, masih kata Vivi, diameter batang bawah antara 1,3-3 cm, memiliki akar tunggang tinggal, lurus serta panjang 25-35 cm, dan akarnya 3-5 cm.
"Tidak terinfeksi penyakit, perlu disimak pada bagian okulasi apabila ditoreh berwarna hijau, kalaupun terdapat bibit yang memiliki akar tunggang lebih dari satu, sebaiknya pilih salah satu," cetusnya.
BACA JUGA:Ternyata Ini Sebabnya, Masyarakat Kecamatan Kota Lahat Lebih Memilih Menanam Karet dan Kelapa Sawit
Selanjutnya terkait budidaya kelapa sawit, Vivi menerangkan, kelapa sawit atau dengan nama latinnya Elaeis Guineensis, penghasil minyak makanan, industri maupun bahan bakar nabati (biodiesel).
Yang mana, pada tahun 2009 menempatkan Indonesia pada posisi pertama produsen sawit dunia.
Pembibitan benih kelapa sawit di bagi menjadi dua tahap, awal atau pre Nursery dan utama atau Main Nursery.
Selain itu, memelihara leguminosa (kacang-kacangan) sebagai bahan tanaman penutup berguna sebagai sumber nutrisi untuk tanah, melindungi dari erosi, memperbaiki kondisi fisik tanah dan membantu mengontrol gulma.
BACA JUGA:Sesuai Karakteristik Daerahnya, 90 Persen Warga Kikim Timur Lahat Bercocok Tanam Kelapa Sawit
Kemudian untuk pemupukannya sendiri, sambung Vivi, menggunakan pupuk anorganik terdaftar pada departemen pertanian (Deptan) serta organik.