"Untuk penggunaannya sendiri harus tepat waktu, mutu, waktu, dosis, aplikasi, sesuai keperluan lahan dan tidak menyebabkan pencemaran air baku," ulasnya.
Musim panen, jelas Vivi, biasanya muncul saat usia perkebunan 30 bulan.
Suatu area dianggap siap panen apabila 60 persen dari rata-rata tandan buah segar (TBS) memiliki 3 kilogram (Kg) untuk pohon kelapa sawit.
Untuk tanaman dewasa dengan usia di bawah atau berada di usia 8 tahun, maka petani dapat menggunakan dodos untuk memanen buah.
“Jika umur lebih dari 8 tahun petani bisa menggunakan egrek," paparnya.
Ia menerangkan, ketika memotong TBS, petani harus mencari dan menentukan TBS matang.
Potong pelepah yang mengganggu TBS yang berada di dasar.
"Setelah itu, potong TBS dengan menggunakan dodos (Blade 8 dan 14 cm), untuk perkebunan berada di atas 8 tahun, dapat memotong pelepah dengan egrek dan menaruhnya di gawangan," cetus Vivi.
BACA JUGA:Ternyata Ini Sebabnya, Masyarakat Kecamatan Kota Lahat Lebih Memilih Menanam Karet dan Kelapa Sawit
Ia menyampaikan, untuk melakukan replanting memproses lahan menggunakan mesin ripper, luku 1, luku 2 dan TBS Hauling Road, topping Staples dan chipping.
Kemudian staping planted points, menanam mucuna branhteata, menggali lubang, pemupukan lubang, menyebarkan bio fungisida dan menanam benih.
"Ketika merobohkan tanaman pokok, pekebun membuat lubang dari eks bola tissue ukuran 1,5 m x 1,5 m x 1,5 m. Ketebalan Shredder adalah 10 cm dalam bentuk disc,” beber Vivi.
“Lokasi tanaman yang pernah roboh dapat dijadikan gembur dengan menggunakan bucket ekscavator," tukasnya.
BACA JUGA:Sesuai Karakteristik Daerahnya, 90 Persen Warga Kikim Timur Lahat Bercocok Tanam Kelapa Sawit
Berikutnya, masih menurut Vivi, untuk penanaman mucuna yang biasa ditanam adalah 715 ST/Ha.