PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Sekarang ini dunia punya 3 kekuatan utama atau 3 negara adidaya atau superpower. Bagaimana posisi ketiga negara itu di dunia kini?
Dikemukakan mantan panglima militer Amerika Serikat (AS), Jenderal (Purn) Mark Milley. Ia mengakui bahwa dunia sekarang ini memiliki tiga negara adidaya.
Ketiga negara yang dianggap kekuatan utama sekarang itu adalah AS, Rusia, dan China.
Milley lalu menegaskan era unipolar ketika AS menjadi satu-satunya negara adikuasa yang dominan telah berganti menjadi dunia multipolar.
BACA JUGA:5 Negara Paling Aman Buat Solo Traveling Wanita, Seru dan Gak Bikin Jantungan!
BACA JUGA:Indonesia Diramal Bakal Melesat Menjadi Negara Maju, ini Tanda-Tandanya!
Diketahui sebelum pensiun, Milley adalah Ketua Kepala Staf Gabungan AS, yang bertugas di era presiden Donald Trump dan Joe Biden.
"Dulu ketika era selama Perang Dingin ada dua [negara adidaya] (Amerika Serikat dan Uni Soviet, red), segera setelah Perang Dingin ada momen unipolar, jadi untuk waktu yang singkat AS jelas menjadi yang paling unggul dan satu-satunya negara adidaya yang nyata di luar sana," kata Milley dalam pertemuan American Bankers Association di New York pada hari Selasa waktu setempat.
Ia melanjutkan seperti dilansir dari Russia Today, saat ini, jelas bahwa kita berada di dunia multipolar (Kamis, 31/10/2024).
Dalam penrnyataan selanjutnya, Milley juga menyatakan bahwa para pemimpin AS harus memberi perhatian khusus kepada Beijing. Hal itu mengingat laju pertumbuhan dan ambisi China untuk mengembangkan militernya. Dan kini kemajuannya sangat luar biasa.
BACA JUGA:Indonesia Jadi Negara Paling Cepat Tenggelam Nomor 2 di Dunia, di Bawah China
BACA JUGA:4 Negara Beri Tunjangan Pengangguran Bagi Warganya, Finansial Tetap Aman!
“China mungkin satu-satunya negara yang memiliki kekuatan dan jarak yang secara harfiah dapat menantang posisi AS dalam skala global,” papar mantan panglima tersebut.
Ditegaskan Milley, Rusia sampai kini masih tetap menjadi ancaman akut, mengingat negara itu memiliki banyak senjata nuklir dan terlibat dalam perang darat terbesar di Eropa sejak 1945.
Milley meyakini dunia telah menjadi “jauh lebih rumit” dan menegaskan bahwa mengingat tantangan-tantangan ini, AS harus berupaya untuk mempertahankan apa yang disebut “tatanan berbasis aturan".