PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Tokio Marine Group dan Economist Impact meluncurkan "The Resilient Cities Index 2023", sebuah riset penting terbaru yang mengkaji risiko terbesar yang dihadapi kota-kota di dunia.
Indeks tersebut disusun oleh Economist Impact dan disponsori oleh Tokio Marine Group.
Yang mengevaluasi kemampuan 25 kota di dunia untuk menghindari, menghadapi, dan menjalani pemulihan dari berbagai guncangan dan tekanan jangka panjang.
Pada 2050, lebih dari dua per tiga penduduk dunia akan tinggal di perkotaan.
BACA JUGA:Jelang Akhir Tahun Konsumsi BBM Meningkat
Urbanisasi yang pesat menjadikan ancaman ini semakin mendesak, dan banyak kota menghadapi ancaman yang terus berkembang terhadap pusat perkotaan.
Riset ini bertujuan untuk mengukur daya tahan masyarakat dan kota, mengidentifikasi kesenjangan dan tantangan, serta menganalisis peluang dan langkah ke depan.
Menurut index tersebut, berbagai kota di wilayah Asia dan Pasifik lebih rentan terhadap perubahan iklim mengingat faktor geografi dan risiko bencana alam, serta cuaca ekstrem yang semakin memburuk.
Di negara-negara berkembang, hal tersebut kerap diperburuk oleh infrastruktur kelembagaan yang lemah, serta banyaknya penduduk dengan tingkat penghasilan yang lebih rendah.
BACA JUGA:Samsung x BTS SUGA: Kolaborasi Spesial The Freestyle 2.0
Kota-kota di Asia memiliki kinerja yang relatif baik dalam manajemen bencana.
Hong Kong, New Delhi, Shanghai, Singapura, dan Tokyo bahkan meraih skor tinggi dari sisi budaya siaga bencana. Laporan ini mengungkapkan, budaya siaga bencana berperan terhadap kesuksesan daya tahan bencana.
Beberapa kota di Asia juga memiliki kinerja yang baik berdasarkan aspek infrastruktur penting. Namun, terdapat beberapa kelemahan yang masih membutuhkan fokus strategis.
Kota-kota yang memiliki skor tertinggi adalah Dubai, Shanghai, dan Singapura.
BACA JUGA:OCBC Indonesia Tegaskan Komitmennya dalam Melestarikan Lingkungan Hidup