Kemudian, orang-orang Yahudi masing-masing Banu Qainuqa di sebelah dalam, Banu Quraiza di Fadak, Banu 'An-Nadzir tidak jauh dari sana dan Yahudi Khaibar di Utara dapat hidup berdampingan dengan damai.
BACA JUGA:Jelang Pilkada Serentak, Kapolrestabes Palembang Tekankan Pentingnya 3 Hal Ini, Apa Itu?
BACA JUGA:Cara Elegan Pj Gubernur Elen Setiadi Mensukseskan Pilkada Serentak di Sumsel, Yuk Kasih Applause!
Pada Piagam tersebut terdapat contoh teladan Nabi Muhammad yang menghargai pendapat, adat dan kebiasaan golongan lain.
“Begitu juga kita harus berusaha untuk menghargai pendapat dan pilihan orang lain sebagai calon pemimpin dan tidak melakukan perbuatan yang tercela atau menyakiti sesama umat manusia,” imbuh Sahid.
Hal tersebut menurut dia, senada dengan potongan hadis dalam Kitab Hadis Arbain An Nawawi (Karya Syekh An-Nawawi) pasal 24 untuk tidak berlaku zalim kepada sesama manusia sebagai berikut:
Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau meriwayatkan dari Allah ‘azza wa Jalla, sesungguhnya Allah telah berfirman:
BACA JUGA:Polres Pagaralam Lakukan Cooling Sistem Pilkada Damai, Menghadapi Pilkada Serentak 2024
“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi. (Diriwayatkan oleh Muslim)
Sahid menguraikan bahwa pembelajaran ini dia peroleh dari diskusi yang diprakarsai oleh Emha Ainun Najib/Cak Nun (Tokoh Reformasi) pada acara Kenduri Cinta di TMII Jakarta beberapa tahun yang lalu.
Untuk itu Sahid kembali menyerukan untuk menjaga Kota Prabumulih di momen Pilkada Tahun 2024 yang tinggal menghitung hari untuk menghargai perbedaan damai dalam perbedaan.
“Sebagaimana kita meneladani Rasulullah dan juga mengambil teladan di dalam peristiwa Piagam Madinah,” cetusnya.
BACA JUGA:Bawaslu Ogan Ilir Sebut Peran Media Massa Sangat Penting dalam Pengawasan Pilkada Serentak 2024
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Harapkan Dukungan 2 Hal ini agar Pilkada Serentak 2024 Berjalan Normal, Apa Aja?
Bukan hanya perbedaan pilihan melainkan perbedaan suku, bangsa bahkan keyakinan Rasulullah pun dapat hidup berdampingan dengan damai.