Pertumbuhan populasi yang sangat cepat Kota Lagos mencapai 20 juta penduduk, akibatnya, infrastruktur kota menjadi tidak memadai dan tingkat kemacetan lalu lintas terus meningkat.
Kondisi ini sangat melelahkan bagi warga yang harus melakukan perjalanan jauh untuk bekerja setiap hari.
Menurut sebuah studi kolaborasi yang melibatkan peneliti dari Nigeria, Amerika Serikat, dan Kanada terungkap bahwa 30% pekerja sukarela di Lagos mengalami berbagai tingkat depresi, sementara 47,5% dilaporkan mengalami kecemasan. Juga ada sekitar 29,5% peserta studi juga menunjukkan tingkat stres yang cukup tinggi.
3. Manila, Filipina
Manila memiliki tingkat kualitas hidup yang rendah dibandingkan dengan kota-kota lain di Asia Tenggara, juga memiliki kepadatan populasi yang sangat tinggi, yaitu sekitar 20.784 orang per kilometer persegi.
Situasi ini membuat stres berlebih, mulai dari kemacetan lalu lintas yang parah sampai tingginya tingkat pengangguran.
Ketika pandemi COVID-19 lalu, tingkat stres warga Manila bahkan mencapai angka yang cukup tinggi, yakni 85,6%.
BACA JUGA:Mengejutkan! Inilah 10 Kota Paling Kecil di Pulau Sumatera: Saking Kecilnya, Luasnya Mirip Bandara
4. New Delhi, India
Kota lain di India yang mengalami tingkat stres tertinggi di dunia adalah New Delhi, ibu kota negara India.
Kota ini dikenal sebagai salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Diperparah lagi oleh populasi yang sangat padat hingga infrastruktur dan layanan publik yang kurang memadai.
Sebanyak lebih kurang 17% populasi New Delhi hidup di bawah garis kemiskinan akibat tingkat pengangguran yang tinggi dan upah pekerja yang rendah.