Penerimaan PPh Non Migas tumbuh positif sebesar 5,2%, dan PPN & PPnBM tumbuh 2,9%.
BACA JUGA:Pendapatan Negara Over Target, Ini Dampak Positifnya terhadap Kinerja APBN di Sumsel
BACA JUGA:Pendapatan Tumbuh Positif, Kinerja APBN di Sumsel Semakin Optimal
“Hal ini menjadi indikator yang menunjukkan baiknya aktivitas ekonomi di Sumsel,” tutur Octariyaddi.
Lebih lanjut dia menambahkan, Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Sumsel sampai dengan 31 Oktober 2024 mencapai Rp231,80 miliar.
Penerimaan bea masuk sebesar Rp153,27 miliar, komoditi impor yang dikenakan bea masuk didominasi oleh serealia (beras) yang mencapai 89,74 juta ton atau 85% dari kuota impor 105 juta ton, dan mencatatkan perolehan bea masuk sebesar Rp40,36 miliar.
Penerimaan bea keluar Rp78,37 miliar, komoditi ekspor yang dikenakan bea keluar di Sumsel utamanya berasal dari Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya dengan kontributor terbesarnya dari komoditi CPO yang menyumbangkan bea keluar sebesar Rp45,72 miliar atau 58,34% dari total bea keluar sampai dengan Oktober 2024.
BACA JUGA:Pemda Harus Cari Peluang Investasi, Tidak Melulu Mengandalkan APBN dan APBD.
Terlebih dikatakan, PNBP juga menunjukkan kinerja positif, terdiri dari pendapatan PNBP Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp1,80 triliun atau 96,33% dari target.
Pendapatan PNBP Lainnya sebesar Rp796,72 miliar yang termasuk PNBP aset, piutang, dan lelang Rp69,03 miliar.
Pendapatan PNBP Lainnya saat ini telah mencapai 162,16% dari target.
“Kondisi penerimaan negara ini menunjukkan resiliensi yang baik pada aktivitas ekonomi di wilayah Sumsel,” imbuhnya.
BACA JUGA:Cek Penyaluran Bantuan Pangan, Presiden: Jika APBN Mencukupi, akan Dilanjutkan
Belanja negara di wilayah Sumsel sampai dengan 31 Oktober 2024 terealisasi sebesar Rp41,46 Triliun.