“Anak panti yang hadir ada 400 orang dari 22 panti asuhan,” ulasnya.
Mengenai penganugerahan kepada tokoh-tokoh di Sumsel menurut Sarjan, diberikan untuk seluruh elemen masyarakat di Sumsel, sebagai bentuk motivasi sehingga kita juga termotivasi dengan anugerah yang didapat para tokoh ini.
“Jadi mereka punya masa depan yang kita harapkan dengan melihat keberhasilan yang tadi diberikan penghargaan dengan kriteria ditentukan beberapa macam yang seperti panitia sampaikan bahwa antara lain mereka memberikan sumbangsih pada masyarakat di Sumsel ini serta memberikan panutan dan teladan,” tukasnya.
BACA JUGA:Nikmatnya! Berikut 3 Resep Kue Kering untuk Lebaran Cocok Banget Buat Kumpul Keluarga
BACA JUGA:Masih Cari HP Buat Lebaran? 5 Tipe Ponsel Vivo Ini Juga Bisa Jadi Pilihan
Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Gubernur Sumsel bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Koimuddin mengapresiasi kegiatan ini.
Kegiatan ini menurut Koimuddin, merupakan wujud kepedulian kepada yatim piatu dan kaum dhuafa di Sumsel.
Terlebih kegiatan tersebut diharapkan dapat menimbulkan nilai-nilai kesosialmasyarakatan kita.
“Dan dari kegiatan ini kita harapkan anak-anak panti asuhan ini dapat memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi karena memiliki pengalaman dengan mengikuti semua kegiatan,” tandasnya.
BACA JUGA:10 Tren Warna Baju Lebaran 2024, Bisa Jadi Inspirasi Tampil Modis!
Sementara diwawancara usai acara, salah satu penerima penghargaan, Hidayatul Fikri alias Mang Dayat mengucapkan syukur alhamdulilah atas penghargaan yang diterimanya dengan kategori Tokoh Pemerhati dan Penggali Sejarah.
“Ini akan menjadi penyemangat untuk terus konsisten dalam melestarikan sejarah budaya di Sumsel, suatu penghormatan bahwa apa yang Mang Dayat lakukan selama ini mendapat perhatian dari Patani,” ucapnya.
Penghargaan ini diakuinya sangat berarti bagi dirinya sebagai pegiat sejarah budaya karena yang dirasakan selama ini tidak begitu banyak perhatian dari berbagai pihak, baik pemerintah ataupun di luar pemerintahan.
“Sehingga suatu penghargaan yang luar biasa dengan diperhatikannya kami sebagai penggiat ataupun pelestari sejarah budaya,” singgungnya.
BACA JUGA:Sajian Khas Yogyakarta Ini Ada yang Hanya Muncul Saat Bulan Puasa Saja