Nyoman Paul sebagai penulis utama, bersama Rahman Sadli Waraiya, Clara Riva, dan S/EEK, yang turut menyumbangkan ide-ide kreatif mereka, menghasilkan sebuah lagu yang memiliki kedalaman emosional yang luar biasa.
Lirik yang penuh dengan metafora ini juga dipadukan dengan aransemen musik yang mendalam dan menenangkan.
Sentuhan dari S/EEK sebagai produser menambah kesan atmosferik dalam lagu ini.
Dengan komposisi musik yang sederhana namun efektif, lagu ini memberikan ruang bagi pendengar untuk tenggelam dalam setiap kata yang terucap.
Pada permukaan, lagu “Alunan Mimpi” mungkin terdengar sebagai sebuah lagu tentang kehilangan.
Namun, lebih dari itu, lagu ini juga berbicara tentang cara kita menerima kenyataan dan terus berjuang untuk menemukan kedamaian dalam kenangan.
Ada rasa relung dalam setiap baris lirik yang menggambarkan betapa kita bisa tetap terhubung dengan seseorang, meski secara fisik mereka telah tiada.
"Akan senyum manismu, sedekat itu ragamu berdiri, seakan pertemuan yang pertama kali," adalah kalimat yang menyiratkan bahwa meskipun segala sesuatu telah berakhir, kenangan bisa saja tetap hadir begitu hidup, seolah pertemuan pertama kali itu tidak pernah benar-benar usai.
BACA JUGA:Lagu 'Sampaikan Kepadanya' Davi Siumbing Tuai Emosi Mendalam, 'Oh Ibu, Ku Merindukanmu'
Ini adalah gambaran tentang bagaimana kenangan tetap dapat menghantui kita, namun juga memberikan kekuatan untuk menjalani hari-hari berikutnya.
Bagi penggemar Nyoman Paul, lagu ini tentu menjadi salah satu karya terbaiknya yang mampu menunjukkan kemampuan musiknya untuk mengekspresikan emosi melalui kata-kata yang sederhana namun penuh makna.
Selain itu, kehadiran kolaborator lain seperti Rahman Sadli Waraiya, Clara Riva dan S/EEK semakin memperkaya kedalaman lagu ini, menciptakan sebuah karya musik yang tidak hanya enak didengar, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam.
Bagi mereka yang pernah merasakan kehilangan, “Alunan Mimpi” akan menjadi teman yang menguatkan, mengingatkan kita bahwa kenangan tidak pernah benar-benar pergi, mereka hanya tinggal dalam bentuk yang berbeda, dalam mimpi dan dalam doa.