PALEMBANG, KORANGPALPRES.COM - Ketika anak-anak membandingkan diri mereka dengan orang lain, hal itu menghancurkan harga diri mereka dan membuat mereka membenci orang tua atau orang lain yang dibandingkan dengan mereka.
Membandingkan anak dengan orang lain memang berdampak pada diri mereka, namun juga melemahkan kepercayaan orang tua terhadap anak.
Di Indonesia, praktik membandingkan anak masih banyak terjadi. Bukan hanya orang tua yang membandingkan anaknya dengan orang lain atau saudara kandungnya.
Persaingan saudara kandung mengacu pada cara orang tua membandingkan anak mereka.
BACA JUGA:Yang Belum Tahu? Ini Cara Mengatasi IMEI iPhone yang Diblokir
BACA JUGA:Bukan Cuma OK Sip, 16 Kosakata Gaul yang Akhirnya Diakui KBBI, Generasi Millennial Wajib Tahu!
Kita tidak boleh meremehkan dampak membandingkan anak-anak. Ingatan jangka panjang seorang anak bahkan mungkin menyimpan ingatan tentang perbandingan perilaku hingga masa dewasa.
Ketika anak beranjak dewasa dan menjadi orang tua yang mendidik anaknya sendiri, mereka bahkan bisa memanfaatkan kenangan masa kecilnya.
Pada pandangan pertama, anak-anak mendapat manfaat dari perbandingan di antara mereka. Namun, tidak semua anak bisa mengikuti tren baik yang diyakini orang tuanya.
Oleh karena itu, sangat merugikan jika dibandingkan dengan anak-anak muda.
BACA JUGA:Penting! Ini Arahan Wakapolda Sumsel Kepada PJU dan Personel Satker
BACA JUGA:Format Undangan Pernikahan yang Benar, Yuk Kita Cek Lagi!
1. Anak merasa tidak bisa apa-apa
Anak-anak muda yang sering dibandingkan mungkin sering percaya bahwa mereka melakukan sesuatu yang salah. Karena sang anak percaya bahwa orang tuanya tidak akan puas apapun yang dia lakukan.
2. Kecemasan anak meningkat ketika mendapat masalah atau melakukan berbagai hal