BACA JUGA:Dalam Agama Islam, Isyarat Terjadinya Kiamat Dimulai dari Bangsa Romawi, Cek Faktanya di Sini!
Serta kemudahan-kemudahan yang mungkin dapat diperoleh.
Terlihat bahwa Ibnu Majid tampak sebagai seorang guru dalam pelayaran.
Selain itu, ia dikenal pula sangat luas pengetahuannya di bidang pemetaan, astronomi dan geografi.
Jangan lupa ialah orang yang menemukan kompas dan navigasi yang sampai sekarang sudah berkembang sedemikian rupa.
BACA JUGA:Ormas Islam Gelar Aksi Solidaritas Dukung Palestina, Berhasil Himpun Dana Segini
Karya–karyanya dalam bidang pemetaan, astonomi dan geografi membuatnya diakui pula sebagai ilmuwan.
Karya-karyanya telah diterbitkan dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dikutip oleh para sarjana dari kalangan bangsa Arab sendiri ataupun dunia Islam umumnya, dan sarjana–sarjana Barat.
Ibnu Majid beranjak dewasa, dan ia sering melakukan pelayaran bersama teman-temannya yang dilakukan tak hanya di kawasan laut merah saja, tetapi sudah memasuki kawasan Samudera Hindia.
Sebelum ada karya dari Ibnu Majiid yang memberi petunjuk tentang laut, hanya sedikit para pelaut Arab yang berani mengarungi kawasan sekitar mereka.
BACA JUGA:Tingkatkan Iman Dan Takwa, Pemdes Pagarsari Peringati Maulid Nabi Muhammad
Kawasan itu seperti Laut Merah, Pantai Timur Afrika, hingga Pantai Tenggara Afrika atau Sofala, wilayah dekat Madagaskar.
Mengapa hanya sedikit yang berani berlayar? Mereka beralasan karena takut tersesat di laut dan disebabkan arus lautan juga cukup kuat.
Kecerdasan Ibnu Majid dalam navigasi laut mencapai puncaknya ketika ia berhasil membuat kompas dengan 32 arah mata angin.
Kompas tersebut lebih detail daripada kompas lainnya pada masa itu dan kompas Ibnu Majid itulah yang jadi bentuk awal kompas modern.
BACA JUGA:Bolehkah Mengucapkan 'Selamat Natal' Dalam Islam? Ini Penjelasannya