Nama Sendangsono juga ada sejarahnya loh.
Seperti yang kami lansir dari laman Keuskupan Agung Semarang, nama Sendangsono sebenarnya adalah tempat istirahat sejenak atau tempat pemberhentian bagi pejalan kaki.
BACA JUGA:Waw! Kunjungan Kerja Ke PALI, Kapolda Sumsel Berikan Pesan Ke Personel Dalam Hal Pengamanan Nataru
BACA JUGA:Terjun Ke Lapangan, Kapolda Sumsel Ingin Memastikan Hal Ini Berjalan Dengan Lancar di Prabumulih
Goa Maria Sendangsono disebut Lourdes umat Katolik Indonesia yang bisa menjadi objek wisata religi di Yogyakarta untuk mengisi liburan Nataru 2024--Sumber: Keuskupan Agung Semarang
Tempat ini biasanya dilakukan oleh para pejalan kaki mulai dari Kecamatan Borobudur Magelang ke Kecamatan Boro maupun sebaliknya.
Lokasi ini menjadi tempat istirahat bagi pejalan kaki karena terdapat mata air yang ada di antara pohon.
Di Goa Maria Sendangsono suasnaya juga sangat sejuk dan nyaman sehingga biasa digunakan oleh bertapa rohaniawan Buddha.
Air tersebut digunakan para rohaniawan Buddha untuk bersuci dan lokasi tersebut dimanfaatkan untuk menyepi.
BACA JUGA:Pendaki Dempo Diimbau Tidak Lewat Jalur Bukit Timur, Brigade Akan Kesusahan Menyusuri Jejaknya
BACA JUGA:Bukan Kaleng kaleng, Pj Bupati Lahat 'Sulap' Becak Lebih Menarik Bak Delman Yogyakarta
Rohaniawan Buddha mempercayai jika kawasan tersebut memiliki nilai spiritual karena menjadi tempat tinggal Dewi Lantamsari dan Den Baguse Samija yang merupakan putra tunggal dari sang Dewi.
Kepercayaan tersebut sudah ada sebelum Gereja Katolik berdiri kokoh di kawasan Goa Maria Sendangsono.
Sementara pembangunan Sendangsono ini tidak terlihat dari peran rohaniawan Belanda Romo Van Lith SJ.
Kawasan tersebut mendandakan bahwa Sendangsono tidak bisa dilepaskan dengan sejarah Gereja Katolik di Pulau Jawa.
BACA JUGA:ALHAMDULILLAH, Kades Jagabaya Berikan Insentif untuk Kader Posbindu dan Posyandu, Ini Harapannya