Tantangan Generasi Muda Hadapi Arus Informasi, ini Kata Mahasiswa Universitas Andalas

Senin 23 Jun 2025 - 13:50 WIB
Reporter : Kgs Yahya
Editor : M Iqbal

Artikel opini berjudul Menghadapi Arus Informasi: Tantangan dan Tanggung Jawab Politik Generasi Muda ini ditulis oleh Hazel Rezkiana Silvin, mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.

KORANPALPRES.COM - Indonesia saat ini menghadapi derasnya arus informasi yang datang dari berbagai media, baik tradisional maupun digital.

Sayangnya, meski akses informasi semakin mudah, banyak generasi muda yang justru merasa enggan dan ragu untuk terlibat dalam dunia politik.

Keengganan ini tidak terlepas dari berbagai isu negatif yang sering muncul, seperti maraknya berita hoaks, politik identitas, hingga ketidakjelasan arah kebijakan yang seringkali mengaburkan pemahaman mereka tentang politik yang seharusnya menjadi alat perubahan yang konstruktif.

BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Ingatkan Palu Hakim sebagai Senjata Utama Tegakkan Keadilan Lindungi Kebenaran

BACA JUGA:Kampusnya Bersih, Tapi Hatinya? Satire Kesadaran Mahasiswa Universitas Andalas dalam Permasalahan Sampah

Menurut survei dari Indonesian Survey Institute (LSI) pada 2020, sekitar 60% generasi muda Indonesia merasa apatis terhadap politik, karena menganggapnya terlalu rumit dan penuh intrik.

Mereka sering kali merasa kecewa karena melihat politik penuh dengan praktik tidak etis, termasuk kasus-kasus korupsi yang masih mewarnai banyak sektor pemerintahan.

Isu ini semakin diperburuk dengan berkembangnya hoaks di media sosial, yang semakin menjauhkan generasi muda dari diskusi politik yang sehat.

Namun, meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, bukan berarti generasi muda harus menarik diri dari politik.

BACA JUGA:Solusi Cerdas Penanganan Kasus Eksploitasi Eks Pemain Sirkus OCI, ini Kata Mahasiswi Universitas Andalas

BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Soroti Ketertiban dan Pungutan Parkir Liar di Kawasan Wisata Pantai Padang

Sebaliknya, arus informasi yang begitu deras harus dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi politik dan memperdalam pemahaman tentang isu-isu yang sedang berkembang.

Media sosial, yang seringkali disalahgunakan untuk menyebarkan informasi yang tidak akurat, seharusnya juga bisa menjadi sarana untuk mendapatkan informasi yang valid dan memperkaya perspektif politik.

Sebagai contoh, platform seperti Twitter, YouTube, dan Instagram bisa menjadi sumber informasi politik yang berguna jika digunakan secara bijak.

Kategori :