KEHIDUPAN terus berlalu, keinginan, harapan dan impian selalu ada, kita harus tetap menjalaninya dengan sabar.
Jangan pernah anda berkecil hati, hingga menghakimi diri sendiri.
Apalagi jika menganggap diri hebat, semua bisa dilakukannya, merasa paling pintar, lebih keren, dibandingkan dengan orang lain, semua seperti tidak ada apa-apa di matanya.
Menjadi kaya, hebat, pandai, itu memang keren, akan tetapi yang lebih keren jika semua itu kamu iringi dengan budi pekerti yang baik.
BACA JUGA:UIN Raden Fatah Wisuda 1.200 Lulusan, Berikut Daftar Wisudawan Berprestasi
BACA JUGA:Kampus Terbaik di Sumsel Ini Raih Predikat Perguruan Tinggi Menuju Informatif
Kekayaan, kepandaian, ketampanan, kecantikan, tanpa nilai agama, akhlak, adab dan budaya, akan membuat lupa diri, bahwa sesungguhnya di atas langit ada langit, tidak boleh takabur, sebaiknya semakin hebat harus semakin bisa menjaga diri dan tidak sombong.
Memang di dunia ini banyak orang akan mengagumi karya-karyamu, yang membuat orang terpana memandangnya.
Mereka juga kagum pada kemewahan rumahmu bagaikan istana yang terbuat dari kaca, rumah besar, berkilau, belum tentu bisa membuat orang bahagia.
Kebahagiaan itu dapat kita rasakan, dari rasa syukur yang mendalam, terhadap apa apa yang telah Allah berikan kepada kita.
BACA JUGA:Analisis Kebijakan Hukum Terhadap Salah Satu Contoh Kasus Mahasiswa Korban Rudapaksa Pemilik Kost
BACA JUGA:Dampak dan Manfaat Kebijakan Pemerintah terhadap Pembukaan Kembali TikTok Shop
Memiliki sesuatu, tidak boleh, angkuh apalagi sombong yang melangit, merasa lebih baik dari orang lain, jika itu yang terjadi maka kalian termasuk bagaikan "Istana Kaca Beratap Langit" kelihatannya mewah bagus tapi bocor, selalu harus berberes saat turun hujan.
Istana Kaca Beratap Langit adalah perumpamaan yang mengandung maksud, bahwa kemewahan yang terlihat, tapi sungguh membuat banyak kesulitan.
Bukankah tidak akan mungkin rumah atau istana di bumi ini dibiarkan seperti itu, saat panas, cahaya masuk menyinari di dalamnya dari atas, tanpa penghalang.