Ketika hujan turun, seisi rumah atau istana menjadi repot, kebingungan, dan mulai berbenah, sesuai dengan tugasnya masing-masing.
BACA JUGA:Analisis Kebijakan Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan
BACA JUGA:AI di Indonesia : Siap untuk Diregulasi?
Selain itu juga Istana Kaca Beratap Langit dapat diartikan, sesuatu yang tidak mungkin.
Jangan pernah bermimpi, atau berharap, sebab itu tidak akan pernah bisa dilakukan oleh manusia.
Berbuatlah sesuai kemampuan, jangan memimpikan sesuatu yang tidak akan pernah bisa terjadi.
Bukan berarti tidak boleh berkeinginan untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar, tapi harus kita lihat juga sesuatu yang mungkin dapat dilakukan atau tidak karena manusia tidak bisa memaksa kehendaknya untuk itu.
BACA JUGA:Mau Kuliah Gratis di Luar Negeri? Ini Daftar Beasiswa Tahun 2024
Tetaplah berusaha, tapi harus menyadari, bahwa langit tidak akan pernah dapat dipindahkan ke atap rumahmu, bahkan ke rumah siapapun, sekalipun dia itu raja.
Istana Kaca Beratap Langit dapat juga menjadi sindiran bagi orang hebat, penguasa, raja, dan petinggi negeri, yang melakukan sesuatu, terlihat mewah, hebat, akan tetapi, semua orang didalam negeri menjadi repot, karena kehujanan, kepanasan, kedinginan.
Semua yang ada di dalam rumah, kerepotan, menjadi gaduh, ada yang, mengepel lantai, mengeringkannya, menyapu, setiap hari hampir sibuk karena ini musim hujan.
Sementara kalau siang hari, tentu cahaya matahari masuk dengan leluasa, semua penghuni kepanasan.
BACA JUGA:UIN Raden Fatah Palembang dan Zarqa University Kembali Perkuat Kerjasama Internasional
Pemimpin negeri, jangan sampai membangun istana kaca beratap langit, sebab jika ada penguasa melakukan itu, dikhawatirkan dapat membuat seisi negeri gaduh, kocar-kacir, akibat istana bocor, dan rakyatpun bingung ada apa gerangan yang terjadi. (Saripudin/aktivis Sumatera Selatan)*