BACA JUGA:Bantah Gedung Kesenian Palembang Kembali Jadi KBTR, Pj Walikota: Mungkin yang Nulis Ngantuk
Seni ini berasal dari daerah pedalaman Sumatera Selatan, terutama di sekitar aliran Sungai Musi dan anak-anak sungainya.
Meskipun tergolong jarang, beberapa komunitas budaya masih aktif menampilkan Tembang Batanghari Sembilan dalam acara adat dan festival seni daerah.
Tanjidor atau Jidur, Musik Arak-Arakan Khas Sumsel yang Masih Bertahan
Tidak banyak yang menyadari bahwa Sumatera Selatan memiliki seni musik tradisional yang disebut Tanjidor, yang biasanya dimainkan dalam arak-arakan pengantin dan acara adat.
Kesenian ini berasal dari Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan sekitarnya, dan hingga kini masih terus dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat.
Tanjidor biasanya dimainkan dalam kelompok dengan menggunakan alat musik tiup seperti terompet dan alat musik pukul seperti tambur dan bass drum.
Musiknya memiliki ritme yang meriah, energik, dan sangat cocok untuk suasana perayaan atau acara adat.
Meski terlihat mirip dengan Tanjidor dari Betawi, Tanjidor di Sumsel memiliki ciri khas yang mencerminkan kekayaan budaya setempat.
BACA JUGA:Dukung Kemajuan Kesenian di Kota Palembang, Ratu Dewa Bakal Pastikan Satu Hal Ini Dapat Terlaksana
BACA JUGA:Gunakan Dana Swadaya, Ada Besanjo Seniman di Gedung Kesenian Palembang
Musik ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi dan identitas masyarakat.
Saat ini, kita masih dapat menemukan kelompok musik Tanjidor di berbagai desa, terutama di acara pernikahan atau pertemuan adat yang besar.
Mereka bertindak sebagai pelestari warisan budaya yang berusaha menjaga agar irama tradisi tidak punah seiring berjalannya waktu.