https://palpres.bacakoran.co/

Dari Dul Muluk Sampai Tari Gending Sriwijaya: Inilah Kesenian Palembang yang Masih Lestari!

Daftar kesenian Palembang yang kini masih lestari adalah Dul Muluk, Tari Gending Sriwijaya, Tari Tanggai dan Tembang Batanghari Sembilan.--Ig/@palembang.destinasi

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Di tengah pengaruh globalisasi dan budaya populer yang semakin menguat, beberapa bentuk kesenian tradisional Palembang masih dapat dijumpai dan terus dilestarikan hingga saat ini.

Kesenian Palembang yang masih lestari ini seperti Dul Muluk, Tari Gending Sriwijaya, Tari Tanggai, dan Tembang Batanghari Sembilan.

Lebih dari itu, kesenian Palembang ini tetap menjadi elemen penting dalam identitas budaya masyarakat Palembang.

Berbagai sanggar, komunitas seni, dan pemerintah daerah aktif menjaga keberadaan kesenian tradisional Palembang yang masih ada dengan cara-cara seperti pelatihan, pertunjukan berkala, dan pendaftaran sebagai warisan budaya tidak benda.

BACA JUGA:Lawang Borotan Saksi Sejarah Kesenian Palembang, DKP Gandeng Kawan Lamo Bikin Parade Bunyian

BACA JUGA:Widia Ningsih: Lestarikan Kesenian Lahat Melalui Festival Tari Erai-erai

Dul Muluk, Teater Rakyat yang Masih Eksis

Dul Muluk adalah salah satu bentuk teater tradisional unik dari Palembang yang mengombinasikan musik, tari, dan drama.

Teater ini diambil dari syair "Abdul Muluk" dan sering dipentaskan sepanjang malam dalam berbagai acara masyarakat.

Meski pernah mengalami penurunan dalam hal peminat, pertunjukan Dul Muluk saat ini mulai mendapatkan kembali perhatian melalui sanggar seni dan festival budaya.

BACA JUGA:Peringati Hari Tari Sedunia: Dewan Kesenian Sumatera Selatan Gelar Acara untuk Seniman dan Pelaku Seni Tari

BACA JUGA:Terima Pengurus Dewan Kesenian Palembang, Wakil Walikota Prima Salam Sampaikan Komitmen Siap Bersinergi

Komunitas seniman di Palembang terus berusaha untuk mengangkat kesenian ini agar tetap hidup di tengah perubahan waktu.

Tari Gending Sriwijaya, Simbol Kemegahan Kerajaan

Tari Gending Sriwijaya dikenal sebagai tarian untuk menyambut tamu terhormat, melambangkan kemewahan dan keramahan budaya Sriwijaya.

Tarian ini umumnya dilakukan oleh sembilan penari wanita yang mengenakan pakaian adat Aesan Gede lengkap dengan perhiasan emas dan selendang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan