PALEMBANG,KORANPALPRES.COM – Sebagai ibukota Provinsi Riau, Kota Pekanbaru adalah salah satu sentra ekonomi terbesar di Pulau Sumatra dan sudah menjadi semakin metropolis.
Terletak di tepian Sungai Siak, pada awalnya Pekanbaru merupakan sebuah kota kecil yang memiliki pasar atau pekan yang bernama Payung Sekaki atau Senapelan.
Wilayah yang sekarang menjadi Pekanbaru termasuk dalam pengaruh Kesultanan Siak pada abad ke-18. Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah atau sering disebut Marhum Pekan, raja Siak ketika itu yang kemudian dianggap sebagai pendiri kota Pekanbaru modern.
Sultan ke-4 Kesultanan Siak tersebut memindahkan pusat kekuasaan Siak dari Mempura ke Senapelan pada 1762.
BACA JUGA:Daya Tahan Lingkungan Hidup Jadi Isu Utama Bagi Kota-Kota Besar Di Asia
Pada 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah Dewan Menteri Kesultanan Siak yang terdiri dari datuk empat suku (Pesisir, Limapuluh, Tanah Datar, dan Kampar), kawasan ini dinamai dengan Pekanbaru. Tanggal tersebut kemudian hari diperingati sebagai hari jadi kota Pekanbaru.
Dalam data terakhir penduduknya menurut data BPS 2023 penduduk Kota Pekanbaru berjumlah 1.020.308 jiwa.
Etnis yang punya populasi signifikan di kota ini di antaranya adalah suku Minangkabau, Orang Ocu, Melayu, Jawa, Batak, dan Tionghoa.
Berikut ini ada 6 fakta menarik lainnya yang bisa kita bahas.
BACA JUGA:Keren! 9 Kota di Indonesia Terhubung ke Taskhent, Hidden Gem di Uzbekistan
1. Sejarah Pekanbaru
Pekanbaru dulunya adalah bagian distrik dari Kesultanan Siak sebelum tahun 1931 dimasukkan ke dalam wilayah Kampar Kiri yang dikepalai oleh seorang controleur.
Controleur itu berkedudukan di Pekanbaru, yang lalu menjadi ibu kota Onderafdeling Kampar Kiri sampai 1942.
Masa pendudukan Jepang pada 8 Maret 1942, Pekanbaru dikepalai oleh seorang gubernur militer yang disebut gokung.
BACA JUGA:Even Bersejarah Awal Tahun, SMB IV Optimis Dapat Jadi Daya Tarik Wisatawan Kunjungi Kota Palembang