Kendati demikian sambung Nixon, bisnis KPR yang menjadi andalan pihak BTN tidak terlalu terdampak dinamika suku bunga.
BACA JUGA:Awal Tahun Pangdam II/Swj Sapa Kodim 0418/Plg
BACA JUGA:Sering jadi Rebutan, Ini Kelebihan dan Kekurangan Beli Rumah Hook! Pertimbangkan Pilihanmu
Selama kenaikan suku bunga ini masih kata Nixon, pihaknya berupaya tidak menaikkan KPR, dan bertahan tidak menaikkan hingga compliance dari masyarakat akibat dari inflasi kenaikan bunga, jauh lebih sedikit atau hampir nihil.
“Jadi, kita masih keukeuh untuk tidak menaikan suku bunga kredit,” bebernya di penghujung November 2023 lalu.
Nixon menambahkan, saat ini perseroan terus menggenjot fee based income sebagai mesin pertumbuhan demi mengimbangi penurunan rasio margin bunga bersih (net interest margin atau NIM) di tengah tren suku bunga yang menanjak.
Salah satunya, ekosistem transaksi digital Bank BTN yang menawarkan layanan lengkap mulai dari transaksi untuk wholesale hingga ritel melalui BTN Mobile.
BACA JUGA:Cek Penyaluran Bantuan Pangan, Presiden: Jika APBN Mencukupi, akan Dilanjutkan
BACA JUGA:Tak Perlu Kartu Tani Buat Beli Pupuk, Cukup Pakai KTP Saja
Dengan berbagai kinerja tersebut, Bank BTN mencatatkan total fee-based income per kuartal III/2023 naik sebesar 67,32% yoy menjadi Rp2,36 triliun.
Ke depan, BTN sendiri berharap bakal terjadi penurunan suku bunga, di mana raupan dana pihak ketiga (DPK) yang paling terpengaruh hingga capaian laba akan meningkat.
“BTN ini fokus pada consumer banking, kalau suku bunga turun, kita pasti happy banget, karena kita terasa seperti mendapat nafas tambahan, karena jika (suku bunga turun) sudah pasti cost of fund turun duluan,” pungkas Nixon.