JIKA ada pertanyaan diajukan kepada setiap orang, sesuatu atau hal apa yang menjadi keinginan atau paling hendak dicapai dalam hidup, apakah kondisi hidup dalam kekayaan? Populer? Meraih gelar akademik atau lainnya?!
Maka jawaban yang dapat ditemukan di antaranya tersebut adalah keduniaan.
Itulah nikmat-nikmat dunia, apakah salah? Tidak sepenuhnya, sebab kesemuanya dapat juga membawa manfaat untuk kehidupan akhirat.
Namun apa sebenarnya yang dimaksud akhirat yang Allah secara langsung menggugah kecenderungan manusiawi tersebut dalam al-Qur'an hingga beberapa kali (seperti dalam Surat al-A'laa: 16 yang merupakan kebenaran dalam kitab-kitab sebelumnya yaitu Shuhuf Ibrahim dan Musa pada ayat 19)?!
BACA JUGA:Unpar Buka Jalur USM 1 Bagi Calon Mahasiswa Baru 2024, Cek Info Lengkapnya Di Link Ini
BACA JUGA:Amalan Malam Jumat Terlengkap untuk Pria dan Wanita
Secara spesifik makna kenikmatan dunia dapat ditemukan dalam berbagai hal yang identik dengan keindahan, kenikmatan, dan perasaan senang baik yang halal bahkan yang harus dihindari lantaran identik dengan keharamannya seperti perbuatan-perbuatan terlarang yaitu berjudi, zina, dan lain sebagainya.
Artikel ini akan mengulas sikap terhadap hal keduniaan untuk mencapai tujuan yang lebih mulia dan mendekati taqwa.
Penekanan akhlak, sikap sabar dan syukur adalah di antar poin-poin sikap mulia yang diajarkan Islam.
Tidak semata bertujuan meraih kenikmatan dunia semata, terlebih menjalani hidup tanpa tujuan, Islam memberi pedoman menjalani hidup dalam kemuliaan sesungguhnya.
BACA JUGA:Pemerintahan Soeharto dan Kontroversi
BACA JUGA:KLHK Danai Unsri Laksanakan Program Desa Mandiri Peduli Gambut 2023 di 2 Kabupaten, Cek Hasilnya!
Sabar adalah di antara ini ajaran Islam. Al-Ghazali yang dikenal sebagai sosok dengan sebutan "hujjatul Islam" atau pembela Islam, yaitu dari serangan ide-ide hedonisme dan paham yang kental dengan semangat materi atau materialisme kala itu mengatakan bahwa inti dari ajaran Islam selain syukur adalah sabar.
Dalam Kitab Mukhtasar Ihya Ulumuddin, al-Ghazali mengutip berbagai hadits yang mahsyur dikutip oleh para ulama.
Intinya, sabar menduduki posisi penting dalam syariah.