Sebelumnya kakek dan nenek Hadi berjualan sembako, lalu kemudian berjualan cendol.
Kala itu didekat rumah tersebut ada Kantor Agama Jakarta Pusat, jelang makan siang pegawainya minta minuman jadi ibu lalu bikin cendol, beber Hadi.
Para pegawai tersebut kemudian meminta agar ibu Hadi, Ibu Lanny itu untuk menyajikan makanan.
BACA JUGA:6 Varian Isi Roti Tawar untuk Sarapan Seenak di Kafe, Bisa Kamu Coba di Rumah!
BACA JUGA:4 Resep Bumbu Oles Bakar-bakar, Cocok Untuk Menyambut Tahun Baru Yang Lebih Bahagia!
Lanny pun menyajikan gado-gado dan akhirnya menjual gado-gado siram khas Jakarta, selain itu Lanny pun mengembangkan bisnis dengan berjualan rujak buah dan asinan.
“Orang Jakarta kebanyakan tahunya gado-gado itu diulek, mirip ketoprak, sebenarnya ada gado-gado siram yang memang khas Jakarta.
Kata ibu saya dulu, gado-gado siram itu mahal, makanya dia waktu kecil gak bisa jajan gado-gado,” kenang Hadi sambil tersenyum.
Gado- gado siram ini menurut sang ibu sudah ada sejak zaman Belanda.
Gado-gado Bon Bin ini didirikan dan dikelola oleh suami istri, Wira Wijaya-Lanny Wijaya-IG/-@whiteboardjournalBACA JUGA:Resep Mie Ayam yang Lezat dan Gurih ala Abang-abang Pinggir Jalan!
BACA JUGA:Yuk Dicoba! 10 Makanan Viral di TikTok yang Menggugah Selera Ini
Racikan bumbu dan rasa yang berbeda inilah yang selalu membuat pelanggannya rindu dan kembali datang.
Harga gado-gado Bon Bin dengan lontong sendiri per porsinya Rp 44.000, kalau memakai nasi Rp 48.000, ada pajaknya 10 persen untuk setiap jenis makanan.
Meskipun harganya cukup mahal pelanggannya malah datang lagi, karena rasanya yang membuat orang tertarik untuk kembali lagi.
Selain itu pelayannya jadi cepat, pelanggan tidak perlu menunggu bumbu kacang diulek, lantaran bumbu sudah siap tinggal siram, pelanggan merasa dihargai.
BACA JUGA:Bawang Goreng Jawara Bumbu Terbaik di Dunia Versi TasteAtlas, Kecap Asin Tiongkok Lewat Sob!