“Atas dasar pemikiran dan kenyataan tersebut, atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan dan semangat yang kuat untuk peduli heritage,” tutur Ahmad Wahyudi.
BACA JUGA:Even Bersejarah Awal Tahun, SMB IV Optimis Dapat Jadi Daya Tarik Wisatawan Kunjungi Kota Palembang
BACA JUGA:Sultan Palembang Puji Penulis Buku Sejarah Palembang Dalam Pantun, Kira-Kira Kenapa Ya?
“Maka kami sebagai bagian dari generasi muda Sumatera Selatan, dengan ini mendeklarasikan Komunitas Muda Peduli Heritage,” tegasnya.
Lembaga ini imbuh Ahmad Wahyudi akan berupaya sebagai penggerak dalam mempromosikan melindungi, memelihara, melestarikan, dan mengembangkan heritage di dalam wilayah Sumatera Selatan, terutama di kota Palembang.
“Banyak cita-cita yang akan kita jalankan nanti, berangkat dari kurangnya anak muda yang muncul hari ini yang peduli, yang ingin memelihara, yang akan memiliki daya juang untuk memperjuangkan kebudayaan dan sejarah di kota Palembang,” urai Ahmad Wahyudi.
Untuk bentuk kegiatannya menurut dia, mengingat sasarannya anak muda, kaum millennial dan Gen-Z sehingga menyesuaikan kondisi zaman yang sudah canggih dan zaman media.
BACA JUGA:Pentingnya Digital Payment dalam Pembayaran Pajak melalui Portal Nasional
“Kita buat edukasinya secara menarik, kita mainkan media zaman sekarang saat berkunjung di tempat-tempat heritage, kita edukasi dan buat konten sejarah dan budaya biar anak muda lebih tertarik belajar seperti itu di IG, TikTok dan media sosial lainnya,” tukas dia.
Di kesempatan yang sama, Ketua Panitia Penyelenggara Peringatan Pertempuran 5 Hari 5 Malam di kota Palembang, Vebri Al Lintani berharap Komuditage dapat menjadi garda terdepan dalam penyelamatan, edukator cagar budaya dan sejarah di kota Palembang.
“Segera buat program kerja agar komunitas ini bisa eksis kedepannya,” pungkas Vebri didampingi sejarawan kota Palembang Kemas Ari Panji. *