PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Harga beras di daerah OKU Timur dalam sepekan ini mulai naik cukup tinggi.
Kalangan ibu rumah tangga resah dan berharap Pemkab OKU Timur turun ke lapangan agar mengetahui kondisi warga saat ini.
Pasalnya, beras sebagai bahan pokok utama ini amat berpengaruh terhadap pengeluaran untuk sehari hari.
Iyem (36) seorang ibu rumah tangga warga Martapura mengeluhkan harga beras yang tembus Rp 14000 per kg.
BACA JUGA:Apa Penyebab Harga Beras Mahal di Kikim Selatan Lahat? Sehingga Petani Jual Gabahnya
Biasanya ia membeli beras eceran di toko kelontong rata-rata harga Rp14.perkg atau naik dari sebelumnya Rp 12.000 perkg, bahkan untuk beras yang premium Rp15.000 perkg.
Menurutnya, kenaikan harga sebesar Rp2.000 perkg ini semula dari Rp12.000 menjadi Rp14.000 tak dirasa begitu besar.
Namun, lama-lama kelamaan mulai terasa karena beras menjadi bahan pangan yang pasti rutin dibeli.
“Saya kurang perhatikan sama naiknya harga, tapi ya lama-lama terasa uang cepat habis. Misalnya uang Rp 100 ribu kok sekarang cepat habis untuk membeli beras," ungkapnya.
BACA JUGA:Musim Kemarau Ekstrim Jadi Pemicu Harga Beras Naik, Pemda Muratara Lakukan Ini
Tak hanya itu, warga juga khawatir akan kelangkaan beras seiring dengan hilangnya gabah di lapangan.
Ia juga mendengar kabar ihwal penggilingan padi banyak yang berhenti beroperasi karena tak memperoleh pasokan gabah.
“Yang hilang saat ini itu beras SPHP (Bulog), waktu itu sempat liat di grosir dan pasar rakyat sekarang tidak kelihatan lagi, harusnya standby beras kalau (situasi) gawat,” ujarnya.
Sementara itu Darmanto (47), pengusaha penggilingan padi dan beras (Perpadi) mengaku, masih kesulitan untuk memperoleh pasokan gabah yang siap digiling menjadi beras.
BACA JUGA:Masyarakat Prabumulih Menjerit Harga Beras Melejit, Ini Upaya DPC Partai Demokrat