Di antaranya adalah penjelasan dari Michael Mosley, dokter yang sering berbagi tips penurunan berat dan penemu metode intermittent fasting 5:2.
Dikutip dari bukunya yang berjudul The Fast Diet, Michael Mosley mengungkapkan bahwa puasa makan dalam waktu tertentu, seperti di bulan Ramadan, memicu pelepasan produksi protein ke otak.
Protein tersebut punya istilah istilah brain-derived neurotrophic factor (BDNF).
Protein ini dilepaskan ke otak dan menghasilkan efek samping mirip obat antidepresan.
BACA JUGA: Sudah Punya Belum? Ini Barang Elektronik yang Paling Berguna Selama Puasa Ramadhan 2024
Dengan demikian dapat menurunkan tingkat depresi, stres, dan kecemasan.
Puasa bisa menekan stress dan membuat perasan menjadi lebih baik juga ditulis dalam sebuah jurnal berjudul Effect of Ramadhan Fasting on Endorphin and Endocannabinoid Level in Serumyang diterbitkan oleh Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Dalam jurnal itu diungkapkan bahwa beberapa hormon diproduksi tubuh ketika berpuasa, seperti hormon endorfin dan opioid endogen.
Kedua hormon tersebut dapat memicu rasa bahagia dan mengurangi efek negatif akibat stres sehingga pikiran bisa lebih rileks dan tenang.
Sementara itu, dilansir dari laman resmi Universitas Gadjah Madapsikolog UGM, Dr. Bagus Riyono, M.A menyebutkan bahwa berpuasa bermanfaat meningkatkan kontrol diri.
Saat berpuasa, kita dilatih delay gratification atau menunda pemuasan dari makan, emosi, dan lainnya.
Dengan adanya jeda, penundaan pemuasan, atau tidak impulsif maka akan terjadi penurunan ketegangan atau stres dalam diri.
Dikatakan Bagus, selama menjalankan puasa, jiwa dilatih untuk disiplin dan tekun sehingga hati merasa tenang.
BACA JUGA:7 Ide Jualan Modal Kecil yang Menguntungkan di Bulan Puasa Ramadan 2024 Nanti, Yuk Disimak!
Puasa juga bisa melatih diri untuk merespons semua hal dengan lebih tenang, dengan begitu dapat menurunkan stres dalam diri.