2. Pemilihan Benih Cabai Rawit
Salah satu hal terpenting dalam menanam cabai rawit adalah pemilihan benih. Cara mudah untuk mendapatkan benih cabai yang baik adalah dengan membeli di toko pertanian.
Pembenihan secara mandiri juga bisa menjadi alternatif. Pastikan pemilihan benih sesuai dengan kondisi lahan.
BACA JUGA:7 Fakta Historis Dukungan Indonesia Untuk Palestina
Penyemaian benih cabai rawit dilakukan 1 sampai 2 bulan sebelum tanam. Saat tinggi tanaman sudah mencapai 15 hingga 20 cm atau berumur 1 bulan sudah dapat dipindahkan ke media tanam cabai rawit.
3. Penanaman Cabai Rawit
Lakukan pembuatan bedeng dengan tinggi 30 sampai 40 cm serta lebar 100 sampai 110 cm.
Sesuaikan ukuran panjang bedeng dengan kondisi lahan. Lalu, beri jarak kurang lebih 60 cm dan lubangi di tiap titik bedeng.
BACA JUGA:Resmikan Tol Simpang Indra-Prabu, Ini Yang Disampaikan Presiden
Pelubangan bedeng sebaiknya dilakukan zig-zag supaya dapat memaksimalkan sinar matahari dan sirkulasi udara bagi tanaman cabai rawit.
Jangan lupa taburkan pupuk kompos pada lubang tanam dan siram sebelum bibit ditanam. Usahakan penanaman bibit cabai rawit dilakukan pada pagi atau sore hari.
4. Perawatan Cabai Rawit
Rawatlah cabai rawit secara rutin, seperti penyiraman, penyiangan, pemupukan, hingga pengendalian hama.
BACA JUGA:Kenakan Model Terbaru UNIQLO Ini, Dijamin Tubuh Tetap Hangat dan Nyaman Sepanjang Hari
Penyiraman minimal dilakukan sehari sekali pada waktu sore. Untuk penyiangan, lakukan minimal 3 pekan sekali. Namun, bila rumput cepat tumbuh, harus segera dibersihkan.
Kemudian, pemupukan pertama dilakukan saat tanaman cabai rawit berumur 3 minggu. Idealnya, gunakan pupuk urea dengan kadar dosis 10 gram per tanaman.